Mohon tunggu...
Zania AulaDina
Zania AulaDina Mohon Tunggu... Freelancer - lebih suka berbicara daripada menulis

mandiri dalam bekerja, merdeka dalam berkarya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pendapatan Pedagang Turun Drastis

30 April 2020   12:04 Diperbarui: 30 April 2020   12:06 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pendapatan masyarakat di Kecamatan Rowosari, kini turun derastis. Terutama pendapatan para pedagangnya. Turunnya pendapatan masyarakat ini terjadi sejak pertengahan bulan April.

Penduduk desa yang bertempat tinggal di salah satu desa yang ada di Kecamatan Rowosari, yaitu desa Sendang Dawuhan mengalami penurunan pendapatan yang cukup derastis dikarenakan adanya wabah corona yang menyerang Indonesia saat ini.

Para pedagang makanan khususnya. Mereka mengeluh sepinya dagangan mereka saat ini. "Saat bulan puasa seperti ini, saya biasa berjualan es kuwut dan takjil bubur belum ada 3 jam berjualan sudah habis diserbu oleh pembeli. Namun tidak dengan saat ini. Bulan puasa saat ini dagangan saya sepi," ujar ibu ustadziah salah satu pedagang makanan takjil dan es kuwut.

Memang hampir semua pedagang makanan mengeluhkan hal yang sama, yaitu mereka mengaku bahwa dagangan mereka yang sebelumnya laku keras, bahkan selalu habis diserbu oleh pelanggan kini menjadi sisa banyak.

"Puasa tahun kemarin saya dapet untung Rp 200.000,00 sampai Rp 400.000,00 perhari. Paling sepi saya dapet Rp 200.000,00. Tapi sekarang paling ramai saja saya cuman dapet untung Rp 150.000,00," ujar ibu Nafis pedagang lauk pauk.

Bahkan ada pedagang yang mengalami kerugian besar, seperti pedagang martabak. Ia mengaku bahwa dagangannya  benar-benar sepi sampai pernah dalam sehari ia tidak melayani pembeli samasekali. "Jangankan buat beli martabak, buat beli es saja orang-orang lebih memilih bikin sendiri daripada beli karena keuangan yang menipis," kata salah satu pedagang martabak.

"Biasanya orang yang merantau terus pulang ke kampung halamannya suka jajan disini, bahkan kalau sekali borong sampai habis uang Rp 100.000,00 cuman buat beli empek-empek sama kempol gorengnya", kata penjual empek-empek. Ia mengeluh karena mengalami penurunan pendapatan yang disebabkan karena orang perantau tidak diperbolehkan mudik atau pulang kampung (lockdown)

"Pasar sepi, ikan-ikan banyak yang basi dan saya buang", jelas pedagang ikan laut. Ia mengaku hampir setiap harinya membuang sisa ikan yang tidak laku karena busuk. Ia mengaku rugi besar, namun mau bagaimana lagi usahanya cuman satu dan modalnya juga terbatas kalau mau usaha yang lainnya.

Penurunan pendapatan ini mulai terjadi pada pertengahan bulan April sekitar tanggal 17-18 April 2020. Penurunan pendapatan ini disebabkan karena banyaknya warga yang ada di Kecamatan Rowosari banyak yang di-PHK atau diliburkan kerja. Jadi berdampak pada para pedagang makanan. Biasanya warga Rowosari lebih suka "jajan" daripada memasak makanan sendiri. Namun karena adanya kesulitan ekonomi ini, para warganya jadi lebih memilih memasak makanannya sendiri daripada beli diluar.

"Suami saya saja tidak ada pendapatan samasekali, jadi saya lebih memilih masak sendiri karena lebih irit." Kata ibu Safa'ati.

Semua masyarakat yang ada di Kecamatan Rowosari mengeluh, berharap agar pemerintah memberi solusi yang terbaik untuk memperbaiki ekonomi yang ada didaerahnya. Merreka berharap ada bantuan dari pemerintah dalam menangani masalah ekonomi yang cukup serius ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun