Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rebranding Total Ala Juventus

10 Juni 2019   14:41 Diperbarui: 10 Juni 2019   14:42 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perubahan Logo Juventus (sumber : mirror.co.uk)

Pragmatis. Selama delapan musim menguasai Serie A, baik dibawah asuhan Antonio Conte maupun Massimiliano Allegri, Juventus lebih dikenal sebagai tim yang lebih mengutamakan hasil dibandingkan dengan cara bermain.

Si Nyonya Tua sudah terbiasa bermain dengan gaya permainan seperti itu dan telah pula membuktikan hasil nyata dengan puluhan trofi yang berhasil diraih.

Itu sebabnya, menghubungkan Josep Guardiola, Mauricio Pochettino dan Maurizio Sarri dengan Juventus terasa sangat aneh. Pelatih-pelatih tersebut sudah tidak diragukan lagi reputasinya, namun mereka memiliki gaya bermain yang jauh dari kata pragmatis, mereka memainkan sepakbola yang jauh lebih menyenangkan daripada yang selama ini dimainkan Juventus.

Juventus sendiri saat ini tak ubahnya sebuah tim yang selalu menginginkan hasil instan pada setiap musimnya melalui perekrutan-perekrutan pemain di bursa transfer. Lewat Cristiano Ronaldo yang didatangkan pada musim panas tahun lalu seperti menunjukkan ambisi Juventus untuk menguasai Eropa.

Namun kunci kesuksesan itu bukan hanya Ronaldo seorang. Saat ini sepertinya Juve sepertinya hanya mengetahui satu cara bermain dan itu adalah bermain secara pragmatis. Lalu apakah salah satu elemen yang hilang tersebut adalah pelatih dengan gaya bermain yang jauh dari pragmatis?

Merubah gaya bermain

Sama seperti yang terjadi di Chelsea maupun Manchester City pada musim pertama Guardiola melatih disana. Kemenangan seperti susah untuk diraih dengan penampilan yang inkonsisten ditunjukkan terus menerus.

Hal yang sama akan berlaku di Juventus, tuntutan untuk bermain secara sempurna dari Guardiola, Pochettino maupun Sarri bagi para pemain Juventus tentu akan sangat besar.

Baik Guardiola, Pochettino maupun Sarri cenderung menampilkan pemain yang memiliki fisik yang kuat dan memiliki kecepatan sesuai gaya bermain yang diusung. Namun untuk mencapai hal itu, diperlukan proses dan waktu yang cukup lama dan itu jelas tidak terjadi hanya dalam satu musim.

Juventus saat ini merupakan tim dengan usia pemain tertua ketiga di Serie A dengan rata-rata usia pemain 28 tahun. Terlalu banyak pemain tua yang dengan permainan pragmatis ala Juve, tidak mengharuskan mereka bekerja lebih keras dalam permainan. Hal ini tentu akan berbeda karena Guardiola maupun Sarri lebih menuntut pemainnya untuk bekerja keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun