Ironisnya, para penyerang utama Ajax tersebut, tidak ada satupun yang mampu mencetak gol ke gawang lawan, baik Kasper Dolberg maupun Klaas Jan Huntelaar nihil gol di Liga Champions musim ini.
Johan Cruijff Arena, surga bagi tim besar Eropa
Ajax sangat superior ketika bermain di Johan Cruijff Arena pada kompetisi Liga Belanda atau Eredivisie, begitu juga pada pertandingan kualifikasi Liga Champions, Ajax selalu berhasil menang jika bermain dikandang.
Namun berbeda jika Ajax tampil menghadapi tim-tim kuat Eropa di Johan Cruijff Arena, Ajax tidak mampu meraih kemenangan.
Dari enam pertandingan tandang musim ini di Liga Champions sejak penyisihan grup hingga semifinal, Ajax memenangkan empat sedangkan dua sisanya berakhir seri. Hasil tersebut didapat saat penyisihan grup melawan Munchen dan Benfica.
Namun hasilnya berbeda  jika bermain di kandang sendiri, Ajax hanya berhasil memenangkan dua pertandingan dari enam laga. Dua pertandingan yang dimenangkan tersebut terjadi dibabak penyisihan grup melawan Benfica dan AEK Athens. Sedangkan melawan Munchen, Juventus dan Real Madrid ditambah terakhir melawan Tottenham, Ajax melempem dikandang.
Tekanan suporter lawan ketika bermain tandang, tidak mempengaruhi mental bertanding pemain-pemain Ajax. Mereka bisa tampil bebas tanpa beban dan mendominasi pertandingan. Berbeda jika bermain dikandang sendiri. Dalam hal ini, Ajax terlalu jumawa jika bermain didepan suporternya sendiri.
Faktor Mazraoui
Percaya atau tidak, sejak pertandingan 16 besar Liga Champions musim ini, Ajax selalu kalah jika bermain dikandang saat diperkuat oleh Mazraoui. Mazraoui menjadi pemain inti untuk mengisi sektor bek kanan saat dikalahkan Madrid dan Tottenham, sedangkan saat melawan Juventus yang berakhir imbang, pos bek kanan Ajax diisi oleh Joel Veltman.
Faktor sejarah
Terakhir, sejarah berulang, pertemuan 38 tahun yang lalu, Ajax kalah dikandang melawan Tottenham 1-3, namun kali ini Ajax kalah 2-3. (baca Catatan pertemuan Ajax VS Tottenham)
Jadi, sekali-sekali jangan melupakan sejarah