Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Ajax Selalu Melempem di Kandang Saat Bertemu Tim Kuat Eropa?

9 Mei 2019   14:49 Diperbarui: 9 Mei 2019   15:13 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ajax mengalami antiklimaks pada pertandingan semifinal leg 2 melawan Tottenham. Tampil perkasa pada semifinal leg pertama di London, Ajax justru tumbang 2-3 ketika dikandang sendiri.

Ajax sebenarnya unggul dua gol terlebih dahulu pada babak pertama lewat gol De Ligt pada menit ke 5 dan Hakim Ziyech pada menit ke 35, sedangkan tiga gol Spurs merupakan hattrick Lucas Moura yang dicetak pada menit 55, 59 dan 96.

Sebagai catatan, kekalahan tersebut merupakan kekalahan kedua Ajax di Liga Champions musim ini dan anehnya, kedua kekalahan tersebut terjadi ketika bermain di Johan Cruijff Arena. Satu kekalahan lainnya yaitu ketika berhadapan dengan Real Madrid di babak 16 besar dengan skor 1-2.

Kemuadian mengenai kebobolan tiga gol, juga menjadi yang kedua bagi Ajax musim ini di Liga Champions, yang pertama yaitu pada pertandingan penyisihan grup melawan Bayer Munchen yang berakhir imbang 3-3.

Dengan hasil ini, Ajax dipastikan gagal melaju ke partai final Liga Champions yang akan berlangsung di Madrid (Stadion Wanda Metropolitano) karena kalah produktivitas gol tandang.

Baca juga Sanggupkah Klub Inggris Menguasai Eropa?

Ajax sendiri musim ini menjadi kuda hitam dalam perburuan gelar Liga Champions setelah berhasil menyingkirkan juara bertahan Real Madrid di babak 16 besar dan favorit juara Juventus di Perempatfinal yang diperkuat mega bintang Cristiano Ronaldo.

Berikut beberapa faktor yang mungkin berpengaruh bagi kekalahan Ajax dinihari tadi;

Babak eliminasi pertama Ajax bermain dengan penyerang murni

Top skor Ajax pada kompetisi ini yaitu Dusan Tadic dengan 6 gol, Tadic lebih banyak dimainkan sebagai false nine pada musim ini padahal posisi sebenarnya adalah merupakan seorang pemain sayap.

Ajax sendiri mengalami dilema dengan para penyerangnya. Tercatat sebanyak 12 pertandingan sejak babak penyisihan grup sampai dengan semifinal leg kedua dinihari tadi, hanya pada 4 pertandingan Ajax menggunakan pemain dengan tipe penyerang murni sebagai starter sejak menit pertama, yaitu tiga pertandingan grup dan satu pada babak eliminasi yaitu di semifinal leg kedua dinihari tadi.

Ironisnya, para penyerang utama Ajax tersebut, tidak ada satupun yang mampu mencetak gol ke gawang lawan, baik Kasper Dolberg maupun Klaas Jan Huntelaar nihil gol di Liga Champions musim ini.

Johan Cruijff Arena, surga bagi tim besar Eropa

Ajax sangat superior ketika bermain di Johan Cruijff Arena pada kompetisi Liga Belanda atau Eredivisie, begitu juga pada pertandingan kualifikasi Liga Champions, Ajax selalu berhasil menang jika bermain dikandang.

Namun berbeda jika Ajax tampil menghadapi tim-tim kuat Eropa di Johan Cruijff Arena, Ajax tidak mampu meraih kemenangan.

Dari enam pertandingan tandang musim ini di Liga Champions sejak penyisihan grup hingga semifinal, Ajax memenangkan empat sedangkan dua sisanya berakhir seri. Hasil tersebut didapat saat penyisihan grup melawan Munchen dan Benfica.

Namun hasilnya berbeda  jika bermain di kandang sendiri, Ajax hanya berhasil memenangkan dua pertandingan dari enam laga. Dua pertandingan yang dimenangkan tersebut terjadi dibabak penyisihan grup melawan Benfica dan AEK Athens. Sedangkan melawan Munchen, Juventus dan Real Madrid ditambah terakhir melawan Tottenham, Ajax melempem dikandang.

Tekanan suporter lawan ketika bermain tandang, tidak mempengaruhi mental bertanding pemain-pemain Ajax. Mereka bisa tampil bebas tanpa beban dan mendominasi pertandingan. Berbeda jika bermain dikandang sendiri. Dalam hal ini, Ajax terlalu jumawa jika bermain didepan suporternya sendiri.

Faktor Mazraoui

Percaya atau tidak, sejak pertandingan 16 besar Liga Champions musim ini, Ajax selalu kalah jika bermain dikandang saat diperkuat oleh Mazraoui. Mazraoui menjadi pemain inti untuk mengisi sektor bek kanan saat dikalahkan Madrid dan Tottenham, sedangkan saat melawan Juventus yang berakhir imbang, pos bek kanan Ajax diisi oleh Joel Veltman.

Faktor sejarah

Terakhir, sejarah berulang, pertemuan 38 tahun yang lalu, Ajax kalah dikandang melawan Tottenham 1-3, namun kali ini Ajax kalah 2-3. (baca Catatan pertemuan Ajax VS Tottenham)

Jadi, sekali-sekali jangan melupakan sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun