Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Nature

Minyak Sawit

25 April 2019   07:12 Diperbarui: 25 April 2019   08:11 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan diproduksi di dunia. Minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil ini digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Kebanyakan minyak sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon kelapa sawit membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk memaksimalkan produksinya.

Minyak  sawit atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edibel yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit. Minyak kelapa sawit secara alami berwarna merah karena kandungan beta-karoten yang tinggi.

Minyak sawit tidak mengandung kolesterol dan juga tidak menyebabkan peningkatan kolesterol darah. Sebaliknya, konsumsi minyak sawit justru memperbaiki kolesterol darah yakni meningkatkan kolesterol baik dan menurunkan kolesterol jahat.

Sejauh ini tak satupun ahli-ahli gizi di dunia yang pernah mengatakan bahwa minyak goreng dari nabati seperti minyak goreng sawit mengandung kolesterol. Kolesterol hanya dihasilkan oleh hewan dan manusia, sedangkan tanaman tidak memiliki kemampuna menghasilkan kolesterol.

Selama ini, mengapa persepsi atau mitos bahwa minyak sawit mengandung atau menyebabkan kolesterol muncul? Persepsi yang demikian terbentuk akibat adanya kampanye hitam/negatif yang dilakukan oleh American Soybean Association (ASA) awal tahun 1980, untuk memojokkan minyak nabati tropis terutama sawit yang mulai mengancam pasar minyak kedelai diseluruh dunia, namun tuduhan tersebut tidak pernah terbukti oleh riset-riset ahli gizi dan kesehatan diberbagai negara.

Bukti-bukti empiris menyatakan bahwa minyak kelapa sawit baik bagi kesehatan.

Berbagai cara terus dilakukan oleh pihak asing untuk menghentikan perkembangan komoditas kelapa sawit, mulai dari isu deforestasi hingga kesehatan. tapi ternyata tuduhan tersebut tidak berdasarkan fakta yang ada.

Jika ditilik dari sejarah, tuduhan atau anggapan keliru tersebut muncul karena menganggap pendapat ahli kesehatan Amerika Serikat selalu benar. Pada tahun 1955, sekitar 64 tahun silam, berawal dari penelitian Dr. Ancel Keys yang menyatakan semua lemak terutama hewani tidak baik bagi kesehatan. 

Di depan para ahli WHO di Jenewa, Keys membacakan hasil penelitiannya di Jepang, Italia, Inggris, Kanada, Australia dan AS tentang kematian yang dialami penderita penyakit jantung koroner akibat diet tinggi lemak hewani. 

Selanjutnya bukan hanya lemak hewani yang dianggap membahayakan kesehatan tetapi juga termasuk lemak nabati yang banyak mengandung lemak jenuh. Termasuk minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang berasal dari negara-negara tropis (Indonesia, Malaysia dan Filipina) yang mengandung lemak jenuh tinggi. 

Maka minyak goreng produksi negara-negara tropis itu dianggap membahayakan kesehatan. Pandangan yang menganggap lemak jenuh tidak baik bagi kesehatan adalah jelas keliru, karena sejatinya kolestrol adalah sejenis lemak yang sangat berguna bagi tubuh, yakni untuk membentuk dinding sel, empedu, hormon dan vitamin.

Isu miring dan pandangan yang keliru terhadap minyak sawit banyak terpatahkan oleh bukti-bukti empiris yang obyketif, Pada 1998, pendapat ini mulai dibantai oleh sarjana AS sendiri, diantaranya Dr. Bruce Five dari Coconut Research Center, Colorado dengan bukunya "Saturated Fat May Save Your Life", yang menyatakan munculnya berbagai isu miring tersebut diperkirakan karena produk dalam negeri mereka kalah bersaing dengan minyak sawit yang ongkos produksinya lebih rendah.

Prof. Oleg Medvedev dari school of medicine, Moscow menyebutkan bahwa sawit merupakan minyak paling sehat di dunia. Konsumsi pada lemak jenuh dan lemak tak jenuh harus seimbang pada tubuh, dalam minyak sawit terkandung hampir 50 persen asam lemak jenuh dan hampir separuhnya adalah asam lemak tak jenuh. 

Guru besar ini juga memaparkan kalau Parlemen dari beberaoa negara di Eropa juga sudah mulai memutuskan untuk tidak mempergunakan minyak trans dan mengganti dengan minyak kelapa sawit. Karena minyak sawit dianggap sebagai pengganti paling cocok dari minyak trans.

Dr. Puspo Edi Giriwono, Kepala Seafast Centre IPB juga menyatakan hal yang senada bahwa minyak sawit mengandung hampir 50% asam lemak jenuh dan hampir 50% lemak tidak jenuh (dalam komposisi seimbang), sehingga jika digunakan untuk menggoreng maka stabilitasnya tinggi, tidak mudah tengik, dan menghasilkan produk gorengannya awet dan tidak mengandung radikal bebas tinggi. 

Dengan komposisi seimbang ini, Minyak sawit dinyatakan sebagai minyak goreng nabati yang paling cocok dan sehat dibandingkan dengan minyak nabati lain. Minyak nabati lain, komposisinya selalu tidak imbang. 

Minyak kedelai misalnya, sekitar hampir 85-90 % asam lemak tidak jenuh, 10-15% asam lemak jenuh. Minyak kelapa memiliki kandungan 85-90 % asam lemak jenuh, sedangkan yang 10-15% asam lemak tidak jenuh. 

Sementara itu minyak biji bunga matahari itu karakteristiknya sama dengan minyak kedelai dan jagung, yakni 85-90% asam lemak tidak jenuh, serta 10-15 % asam lemak jenuh. Keuntungan lain apabila mengkonsumsi minyak sawit mengandung omega yang berfungsi untuk membangun dinding sel dan membran sel tubuh.

Ambar Rukmini, pakar pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) menyatakan kelapa sawit justru bermanfaat bagi kesehatan. 

Minyak kelapa sawit merupakan anti aging (penuaan) dapat menghambat penyakit degeneratif. Selain itu meski dikonsumsi tinggi, asam palmitat tidak mengakibatkan hiperkolestrolemia jika dikonsumsi bersama asam linoleat > 4,5% dari total energi dan diet minyak sawit menurunkan serum TC, LDL-C dan TC/HDL=C. 

Pada pemanfaatan sebagai minyak goreng, minyak sawit memiliki karakter yang lebih stabil terhadap oksidasi dibanding minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak canola. Bahkan, minyak sawit kaya karotenoid mampu melindungi jantung terhadap stress oksidatif (studi pada jantung tikus).

Sri Raharjo dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada menjelaskan, minyak kelapa dan minyak biji sawit termasuk minyak baik karena molekulnya kecil-kecil sehingga bila dikonsumsi akan menghasilkan sedikit kolestrol LDL. Sedang minyak kedelai, minyak kacang dan beberapa lainnya disebut minyak buruk karena molekulnya besar-besar sehingga bila dikonsumsi akan menghasilkan banyak kolestrol LDL.

Dari beberapa bukti empiris diatas dapat disimpulkan bahwa minyak kelapa sawit baik bagi kesehatan. Jadi isu yang mengatakan kelapa sawit tidak baik bagi kesehatan hanyalah pembohongan publik yang harus diluruskan

Sumber : gapki.id/news & sawit.or.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun