Mohon tunggu...
Zamilah Alfauziah Syarifah
Zamilah Alfauziah Syarifah Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Jurnal Musik

Selanjutnya

Tutup

Music

Cerita Kimung Bersama Burgerkill dan Perjalanan Musiknya

17 Juni 2023   08:54 Diperbarui: 17 Juni 2023   10:30 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar:Instagram.com/Kimun666

Setelah bersama Burgerkill, ia mempelajari dan membuat aransemen yang pola nya sudah dibuat Eben, skill Kimung semakin terasah, karena banyak mengeksplorasi hal baru. Eben membagi tugas, ia membuat lagu dan menyerahkan sepenuhnya bass untuk Kimung ulik, Ivan bertugas menulis lirik, namun Ivan agak kesulitan memahami esensi dari Hardcore, karena Ivan banyak menulis lirik satanic yang sebenarnya kurang cocok dengan Hardcore, sehingga Kimung ikut andil dalam menulis lirik, Burgerkill adalah band Hardcore sementara Ivan dari Death Metal.

Awalnya Kimung bermain drum. karena Ivan meminta membawa lagu Napalm Death dan Kimung tidak menyanggupi sehingga digantikan Kudung lalu Kimung beralih ke bass, pada awalnya Burgerkill lebih mengusung Punk Rock karena mengcover lagu-lagu Black Flag, setelah itu membawakan lagu-lagu lebih keras seperti Gorilla Bicuits, dan Rikers.
Dalam masa peralihan konsep Burgerkill, yang membedakan Burgerkill dengan band Hardcore lain adalah style Hardcore namun bass, gitar, vokal menggunakan sound heavy

Ivan dan Eben adalah sahabat dan orang yang berpengaruh dalam perjalanannya, mereka mempelajari musik bersama-sama, dengan keterbatasan informasi dan mengandalkan tukar informasi menjadi modal bagi mereka untuk tetap berkarya.

“Jadi pada saat itu aku punya 5 band, ada Monster, Mockershit, Disinherit, Sonic Torment, dan Burgerkill”
Saat ditanya capek gak sih tergabung di 5 Band sekaligus?
Kimung tertawa “gak capek, karena suka”

Pada awalnya Burgerkill lebih dikenal sebagai band asal Jakarta karena sering wara-wiri tampil disana, dan baru dikenal di Bandung pada akhir tahun 1995an. Dalam rentang waktu 5 tahun sejak 1995 hingga 2000 tergabung di Burgerkill, perjalanan musiknya harus terhenti karena Kimung terjerat narkotika. Masa sulit harus ia lalui untuk lepas dari jeratan obat terlarang, akhirnya Burgerkill menyerah terhadap Kimung karena dianggap sudah tidak dapat mengikuti kebutuhan Burgerkill lagi.

Setelah Kimung keluar dari Burgerkill, bulan Mei tahun 2000 album perdana Burgerkill bertajuk “Dua sisi” akhirnya release, pada proses record album, Kimung masih mengisi track bass, bahkan sampai album kedua ''Berkarat'' masih ada beberapa lagu yang diciptakan bersama oleh Kimung dan Eben seperti Penjara Batin, Berkarat, dan Hilang. Yang pada saat pembuatannya belum mempunyai judul, sampai akhirnya rampung dan menjadi album kedua.

Setelah 3 tahun berjuang berhenti dan pemulihan, akhirnya Kimung berhasil lepas sepenuhnya dan menata hidup kembali. Hal yang memulihkan kondisi kesehatan dan mentalnya adalah ketika ia sering mendaki gunung, terdapat ketenangan dan memori indah masa kecil yang membuat dirinya merasa lebih baik, kemudian menjadi seorang guru pengajar di Sekolah Dasar, Kimung merasa hal tersebut merupakan terapi, karena setiap hari Kimung bertemu anak-anak kecil yang polos, melihat binar mata mereka membawa energi positif bagi dirinya.

Kimung tidak menyesali masa lalu yang terpaksa berhenti dari Burgerkill, bahkan ia tetap menjadi orang yang ada di belakang Burgerkill hingga saat ini. Untuk survive ia tetap menyalurkan minat dalam musik, dan menulis. Terbukti setelah itu ia tetap didapuk untuk mengisi berbagai posisi di banyak band, dan menulis sejarah mengenai musik bawah tanah dan karinding.

Revolution Programs atau Revograms disebut-sebut sebagai Zine pertama di Indonesia yang terbit tahun 1995 membahas tentang pergerakan musik bawah tanah, ditulis langsung oleh Kimung dibantu oleh Dinan dan teman-temannya, merupakan awal riset dalam perkembangan musik bawah tanah. Berawal dari zine minor bacaan kecil bertranformasi menjadi minor books.

Sampai saat ini Kimung tercatat sudah menulis dan menerbitkan beberapa buku seperti “Sejarah Lokal Cianjur” bersama Prof. Reiza D. Dianaputra, biografi mendiang Ivan Scumbag "Myself, Scumbag Beyond Life And Death", Trilogi Panceg Dina Galur seri pertama tragedi sabtu kelabu "Memoar Melawan Lupa", seri kedua "Jurnal Karat", seri ketiga "Ujung Berung Rebels".

Kimung juga memperdalam alat musik karinding dan melakukan penelitian selama 10 tahun mengenai karinding di berbagai penjuru Eropa dan Jawa Barat, pengabdiannya terhadap sejarah alat musik karinding ia lakukan agar mempunyai media sehingga orang-orang tahu bagaimana musik berkembang dari masa ke masa dan menjadi sejarah panjang dan terulis dalam buku, melibatkan seribu orang lebih sebagai sumber, yang kini sudah menjadi buku "Sejarah Karinding Priangan” terbit tahun 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun