Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masihkah Sumpah Pemuda sebagai Simbol Cinta Bahasa?

28 Oktober 2021   11:19 Diperbarui: 28 Oktober 2021   11:31 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ikustrasi Anak Sekolah (Foto oleh Agung Pandit Wiguna dari Pexels)

Ilustrasi berpegangan tangan (Foto oleh cottonbro dari Pexels)
Ilustrasi berpegangan tangan (Foto oleh cottonbro dari Pexels)


Sumpah Pemuda sebagai Simbol Cinta Bahasa?

Jika menilik alur sejarah yang telah disepakati. Poin ketiga dari "Soempah Pemoeda" pada 28 Oktober 1928 itu adalah :

"MENJUNJUNG TINGGI BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA"

Pada tahun 1928 itu. Anak bangsa masih berjalan pada rute "Perjuangan dan Pergerakan" membangun identitas sebagai saudara sebangsa. Belum sebagai sebuah negara, kan?

Dalam bayanganku, karena situasi dan kondisi yang dialami orang per orang atau kelompok pada masa itu, akhirnya melahirkan benih rasa yang sama. Berjuang dan bergerak bersama, kemudian berujung ikatan cinta. Sebagai anak bangsa.

Kalau meminjam kajian-kajian psiko-sosio, orang yang berada pada situasi atau rasa yang sama, lebih mudah saling mengikat diri. Kemudian menjadi kekuatan bersama, yang bisa saja tak terkendali.

Secara kiramologi, saat itu, mungkin banyak alasan atau adu argumentasi yang terjadi. Sehingga memilih Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Padahal, tak mengecap jalur pendidikan atau keilmuan bahasa yang sama.

Mengingat pada masa itu belum ada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, tak Ada aturan Ejaan Van Ophuisen, Ejaan Soewandi, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) hingga KBBI atau sejenisnya, kan?

Namun, kesepakatan untuk memasukkan item bahasa Indonesia di antara butir-butir sumpah, Menjadi keputusan pilihan serta semangat yang luar biasa. Bahasa Indonesia dijunjung untuk dijadikan "simbol" perekat!

Ilustrasi saling menjaga (foto: pexel.com)
Ilustrasi saling menjaga (foto: pexel.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun