Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lagu "Pulanglah Uda" dan Tradisi Merantau yang Alami Pergeseran Makna

19 Juni 2020   14:03 Diperbarui: 19 Juni 2020   14:11 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perpisahan (sumber gambar : https://www.idntimes.com)

Nah, secara bebas dan sambil berhayal, kugunakan rumus itu, gegara mendengarkan lagu Pulanglah Uda. Hingga, kucoba lontarkan 10 pertanyaan dalam wawancara imajiner dengan penciptanya. Aku tulis, ya?

Pertanyaan Pertama. Bagaimana awalnya lagu itu tercipta?

Senja itu, aku sedang duduk di bebatuan Bukit Lampu. 1 kilometer dari di Pelabuhan Teluk Bayur. Kulihat seorang gadis duduk menghadap laut. Matanya tak lepas memandang lampu-lampu perahu nelayan yang mulai menjauh dari pantai.

Pertanyaan Kedua. Terus, langsung nulis lagu?

Belum! Aku membayangkan. Gadis itu bukan menikmati cahaya jingga dengan lampu-lampu perahu atau debur ombak yang diterpa angin senja. Aku curiga, jejangan gadis itu sedang menunggu seseorang yang dicintai.

Pertanyaan Ketiga. Kenapa Anda berpikir gadis itu menunggu?

Kupastkan, karena rindu! Jika seseorang yang baru putus cinta, dia tak akan punya waktu untuk menunggu atau menikmati senja. Karena senja adalah pintu keluar-masuk kenangan, yang membuatnya kembali terluka.

Pertanyaan Keempat. Menunggu siapa? Kekasih atau suami?

Keduanya! Eh, maksudnya, bisa salah satu dari keduanya. Jika bukan karena cinta atau rindu, kuragukan seorang gadis mampu menikmati kesendirian di saat senja. Rindu dan senja yang memaksa gadis itu melakukan yang tak bisa dimamah logika.

Pertanyaan Kelima. Karena itu, Anda meyakini jika gadis itu rindu?

Iya. Pantai adalah simbol perpisahan antara daratan dan lautan. Sama halnya seperti terminal atau stasiun kereta api. Kau tahu? Orang Minang memiliki tradisi merantau, kan? Maka, kubayangkan, gadis itu sedang rindu dan menanti kekasih yang lagi merantau, namun telah lama tak pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun