Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Secarik Kisah tentang Lagu "Sapa Moti Malingi", Legenda La Hila hingga Asal Mula Rumpun Bambu

8 September 2019   18:54 Diperbarui: 9 September 2019   19:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : travel.detik.com

Penasaranku, gegara lagu itu semakin melebar. Udah tahu lagu dan lirik plus artinya. Malah jadi penasaran sama penyanyinya. Surfing lagi. Ketemu! Lagu itu dinyanyikan oleh Grup Band La Hila.

Kukutip dari https://kicknews.today, Grup ini lahir pada tanggal 1 Januari 2010. Formasi awal Terdiri dari 5 orang. Jovan (Vocal), Nico (Basis), Dika (gitar), Damanhuri (Keybordist) dan Heri (Drummer). Dan lirik lagu Sapa Moti Malingi itu ditulis oleh Achwan Sapar.

Jamaknya grup Musik, akan ada gonta ganti personil. Begitu juga La Hila Band, berganti formasi. Anggotanya Ame (Vocalist), Nico (Basis), Ajie (Gitar), Ilham (Keybordist) dan Imam (Drummer). La Hila yang awalnya bergenre Pop Melayu, bergeser menjadi Pop Alternatif.

Ternyata, nama La Hila itu. Bukan sembarang sebutan. La Hila adalah suatu cerita legenda dari Daerah Donggo, Bima, Nusa Tenggara Barat. Yaitu seorang Perempuan yang penuh pengorbanan, ketulusan dan kelembutan dalam bersikap.

Dari beberapa catatan yang aku buka di Mbah Google, ada beberapa perbedaan alur cerita tentang gadis bernama La Hila. Namun, semuanya mempunyai plot awal dan akhir yang sama. Namanya juga cerita Legenda Daerah, kan?

Dikisahkan, bahwa adal seorang putri di Kala, Donggo. Namanya La Hila. Cantik jelita. Kulitnya putih bersih. Lehernya berjenjang. Jika makan dan minum, tampaklah makanan dan minuman yang ditelan. Alis sang putri seperti semut beriring. Rambutnya panjang terurai.

Karena kecantikannya. Maka banyak pemuda yang berjuang dan bersaing untuk mendapatkan La Hila. Untuk menghindari keributan dan pertumpahan darah. Maka La Hila diungsikan oleh Paman dan Bibinya untuk bersembunyi dalam sebuah Gua. Berbekal alat menenun.

Esok harinya, saat sang paman ingin mengantar makanan. Di dalam gua tak ditemukan La Hila. Hanya bersisa alat menenun. Bibinya menangis keluar gua. Tak sengaja tangannya mencabut pucuk rebung (Tunas Bambu). Yang berteriak dengan nada kesakitan. Seraya berucap "Ini Saya, Bibi! La Hila! Bambu ini jangan dirusak. Tolong dijaga hingga anak cucu".

Bibi La Hila, menangis sambil mengelilingi rebung tersebut sambil bernyanyi. Yang kemudian menjadi asal mula "Kalero", musik Khas Donggo. Dan Bambu sebagai jelmaan La Hila dimanfaatkan masyarakat, untuk berbagai keperluan semisal membangun rumah atau alat rumah tangga.

Aih, Malah panjang, ya? Begitulah. Hasil rehatku sejak ashar tadi. Jadilah artikel ini. Gegara penasaran dengan lirik lagu Sapa Moti Malingi! Akhirnya bercerita tentang Grup Band La Hila dan Cerita Legenda Daerah Donggo Bima Nusa Tenggara Barat tentang Muasal pohon Bambu.

Ternyata, bisa begitu, ya? Semoga masih terus ada lagu daerah yang menyentuh budaya lokal dan memperkaya khasanah budaya nasional, ya? Setuju? Hayuk Salaman...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun