Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit ala Ayah itu Menulis dan Berhidroponik!

20 Mei 2019   21:18 Diperbarui: 20 Mei 2019   21:33 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Kebun hidroponik di beranda rumah lantai dua

Menyalurkan hobi sambil menunggu berbuka? Aih, itu baru kusadari tema #samberthr pada hari ini, Saat membaca beberapa artikel warga Kompasiana. Begitulah, resiko acapkali telat, ya? haha...

Mau nulis tentang hobi membaca, sudah ada. Menulis? Udah banyak. Jalan-jalan? udah banyak yang nulis. so, aku menulis tentang hidroponik aja, ya? Karena menulis dan berhidroponik, mengisi waktu luangku akhir-akhir ini. Dan itu setiap hari dilakukan. Termasuk saat menunggu berbuka puasa.

SS. Statistik 5 bulan Menulis di Kompasiana
SS. Statistik 5 bulan Menulis di Kompasiana
Menulis di Kompasiana.

Desember tahun 2018 kemarin, aku menjadi warga Kompasiana (ternyata sudah 5 bulan, ya?), sudah "memanen" 491 artikel. Nyaris satu bulan 100 artikel, ya? Maafkanlah! Terkadang, gak bisa ngerem kalau udah baca dan lihat artikel keren dari warga Kompasiana. Aku suka terbawa arus.

Saat ini, mayoritas artikelku pada kategori fiksiana, beberapa di kategori humaniora, ada juga di kategori gaya hidup. Dan baru satu artikel di kategori politik. Itu angka "perjuanganku" yang tertera pada statistik profil dalam proses belajar menulis.

Dan akan terus belajar untuk komitmen dan konsisten menulis dari para legenda Kompasiana yang sudah hasilkan ribuan artikel. Hal itu tentu tak mudah, dan menjadi contoh konsistensi yang luar biasa dan menginspirasi

Dokpri. Ngabuburit sambil berhidroponik? Kenapa tidak!
Dokpri. Ngabuburit sambil berhidroponik? Kenapa tidak!
Di bulan yang sama, aku juga mulai belajar berhidroponik. Memanfaatkan beranda rumah di lantai dua yang kosong. menggunakan rumus "try and error" juga hasil googling dan stalking. Bermodal peralatan bekas pakai seperti stereofoam bekas anggur dan gelas plastik. mulailah petualangan berkebun ala kota. Dengan menanam kangkung dan selada, dan sudah 5 kali panen. Hasilnya? Tak dijual! Cukup disebarkan pada kerabat dan jiran tetangga. Haha

Kenapa Memilih Hidroponik?
Alasan pertama, selain cara ini masih langka di Curup, serta gak punya lahan. Juga biar betah di rumah usai pulang kerja. Dan dekat dengan keluarga setelah seharian tak dirumah. Kasihan juga, anak-anak bakal kehilangan "figur" ayah, jika aku keluar rumah terus, kan?

Alasan kedua, pernah kutulis. "jika menulis sastra melembutkan jiwa, maka berhidroponik menenangkan jiwa". Gak percaya? Coba aja! Berhidroponik melatih ketelatenan dan ketelitian, hal yang kurang dariku. Ada lagi! Memandang kehijauan tanaman hidroponik juga menyejukkan mata, usai seharian menatap layar monitor di tempat kerja. Pun, ujar-ujar orang tua, melihat yang hijau-hijau itu, menyehatkan mata.

Alasan ketiga, Memanfaatkan ruang yang kosong dan mengajak dan mengenalkan kepada anak-anak sejak usia dini, bahwa memulai sesuatu itu, tak harus dari modal dan bahan yang mahal. pun tak musti jauh-jauh, di rumah juga bisa. Haha..

Alasan keempat, ketika berhidroponik, momen yang ditunggu anak-anak adalah saat panen, kan? ada keseruan apatah lagi bermain air dan kerjanya gak ribet. Tapi, karena di pelupuk mata mereka, melihat proses bagaimana tanaman itu berkembang hingga tiba waktunya panen. Setidaknya, anak-anak tahu, tak ada yang instan, kan?

Alasan kelima, ternyata berhidroponik itu juga "menghanyutkan" waktu. Tahu-tahu udah sore. Tahu-tahu udah maghrib. Tahu-tahu udah berbuka aja. Haha..

Deretan Gambar Asyiknya Berhidroponik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun