Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Gunakan 3M untuk Mereduksi Sampah Plastik

10 Mei 2019   21:58 Diperbarui: 10 Mei 2019   22:24 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by. pixabay.com

"Masalah plastik sudah semakin serius, kita akui masalah ini tidak bisa selesai dengan hanya kurangi kantong plastik" -- Muharram Atha Rasyadi-Greenpeace

Pernyataan Juru Kampanye Urban dari Greenpeace diatas, kukutip dari bbc.com. saat menyikapi kajian Dinas Lingkungan Hidup Jakarta. Dari 978 Ton  total sampah plastik di Jakarta per hari, Konsumsi kantung plastik pada angka 5,2 hingga 6,5 ton kantong per hari. Jika di prosentasekan hanya 1 % dari total sampah plastik.

Artinya, masih banyak jenis benda atau barang berbahan plastik lainnya semisal botol atau gelas plastik, berbagai kemasan makanan atau non makanan yang menggunakan plastik atau sejenis. tak hanya kantong plastik. Banyak, ya?

Sejak Leo Hendrik Baekeland (Belgia 1863-1944) menemukan plastik pertama kali pada tahun 1907. Hingga sampah plastik kemudian pelan-pelan menjelma menjadi "Bencana" baru. Sudah banyak contoh dampak buruk akibat plastik yang sudah dipaparkan. Hematku, setidaknya ada tiga unsur yang berkaitan dengan sampah plastik ini.

Pertama Produsen. Yaitu pihak yang membuat atau memproduksi berbagai barang berbahan plastik. Alasan paling sederhana, tentu saja bahan baku dan biaya produksi lebih mudah di dapat dan berbiaya murah dibadingkan barang berbahan dasar selain plastik. Telunjuk pun tak juga bisa diajukan langsung pada produsen. Selain urusan investasi dan "kebutuhan", Produsen juga bakal balasa telunjuk pada kelemahan tata kelola sampah yang nyaris dialami setiap kota, kan?

Kedua, Konsumen. Kubedakan menjadi dua. Yaitu Pengguna dalam hal ini adalah para pengusaha kelas ekspor-impor atau pedagang es cendol di pasar tradisional. Serta Pemakai, dalam hal ini kuanggap adalah para pembeli atau konsumen lapisan bawah hingga sampai ke rumah tangga. Tak hanya alasan tentang kebutuhan, tapi juga pelayanan dan sisi praktis penggunaan, kan?

Ketiga, Yang Terdampak dari sampah plastik tersebut. Sepakat jika telunjuk kita akan mengarah pada pencemaran lingkungan. Baik di darat dengan tumpukan sampah. Di laut yang merusak biota laut didalamnya, serta bau menyengat udara dari pembakaran limbah plastik.

"Memulai dari yang kecil, Memulai dari diri sendiri dan Memulai dari sekarang." (KH. Abdullah Gimnastiar)

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Ada Beberapa Upaya Pembatasan yang Pernah dan Bisa Dilakukan.

Pertama. Membuat Peraturan atau Kebijakan
Ada banyak contoh langkah antisipasi "mengurangi" limbah plastik ini. semisal hongkong dengan kampanye "No Plastic Bag Day", China sejak 2008 memberi sanksi  pada pengusaha ritel yang memberi kantong plastik secara gratis. Beberapa supermarket besar di inggris memberi diskon bagi pembeli yang membawa tas sendiri. Di Indonesia, langkah pembatasan penggunaan kantong plastik sudah dilakukan di beberapa kota, seperti Bali, Jambi, Bogor juga Balikpapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun