Kantin masih ramai. Aku masih tersenyum. Kau masih menatapku. Terdengar namamu dipanggil. Kau berdiri, bergegas mengambil segelas kopi. Dan kembali duduk di sampingku. Menaruh gelas bekopi itu di hadapmu. Sesaat kau aduk pelan, dan kau geser persis di hadapanku.
"Masih panas! Minumnya nanti aja."
"Makasih. Nik, gak minum?"
"Gak!"
"Makan?"
"Udah!"
"Lah? Kenapa ke kantin?"
"Iiih....!"
"Aduuuh!"
Teriakku tertahan. Aku lupa, duet jarimu! Mendarat telak di perutkku. Kau mendelik padaku. Matamu sibuk beredar, khawatir ada yang tahu. Kau raih buku, pura-pura membaca. Tapi wajahmu memerah. Aku tertawa, menikmati raut ronamu. Hening sesaat. Kau raih sendok kecil, mencicipi kopiku. Kau tersenyum.