Sejak berangkat dari Curup. Bus hanya berhenti dua kali. Mengisi bahan bakar Dan bertukar sopir di Gunung Medan. Karena terlambat berangkat, penumpang pun diam. Sepakat dengan kebijakan awak bus. Tapi, tidak hatiku. Juga tidak inginku. Aku masih ingin menatapmu. Mendengar suaramu.Â
Dan ingin tahu inginmu. Sejak berangkat, hanya satu kesempatan yang kumiliki. Saat pertama bus berhenti. Ketika pengisian bahan bakar. Aku duduk di sebelahmu. Ketika Abangmu turun. Wajahmu terlihat lelah. Kau terkejut. Aku menatapmu.
"Aku suka kamu. Dulu!"
"Hah?"
"Sekarang masih. Hingga nanti!"
"Kenapa?"
"Gak usah tanya. Ingat aja!"
"Kita, kan?"
"Tidurlah. Akan banyak kenapa untuk esok!"
"Tapi..."
"Tidurlah!"