Mohon tunggu...
Zaldy Zaldy
Zaldy Zaldy Mohon Tunggu... -

Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketika Dahlan Iskan Mencintai Supri

31 Agustus 2012   07:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku kepemimpinan Dahlan Iskan menarik dicermati. Kita dapat melihatnya dari perilaku-perilakunya dilapangan yang terekspose maupun dari tulisan-tulisannya dimedia massa. Bagi sebahagian orang mungkin perilaku yang terlihat itu seperti usaha pencitraan,tetapi bagi sebahagian orang perilaku kepemimpinan Dahlan adalah sebuah terobosan baru yang diharapkan perlahan-lahan  mendorong orang untuk berfikir pemimpin seperti apa yang pas untuk Indonesia. Dari sebuah tulisan DI disebuah media yang berjudul " Membenahi Petruk Bermotor Untuk Merak" kita semakin paham perilaku kepemimpian seperti apa yang ada padanya dan harapannya DI sendiri terhadap pemimpin-pemimpin BUMN dibawahnya.

Tulisan DI adalah tentang permasalahan dan keruwetan di pelabuhan penyeberangan Merak. Diawal tulisannya DI menulis seperti ini " Ini kisah tentang seorang pemimpin baru. Pemimpin yang levelnya kelas menegah sehingga bisa kena petir dari atas dan bara dari bawah. Ini kisah seoarang pemimpin kelas menengah yang dalam posisinya yang tanggung, harus melakukan pembenahan, perombakan dan perbaikan. Ini kisah seseorang seseorang yang sebenarnya manejer ,tetapi karena tindakannya jadilah dia seseorang pemimpin. Kisah ini bermula  dari krisis keadaan. Tentu masih ingat keruwetan tiga bulan lalu dipelabuhan penyeberangan Merak. Banyak kapal feri rusak. Dermaga tidak kunjung selesai diperbaiki. 'Petruk' ada dimana-mana. Antrean mobil yang hendak menyebrang ke Sumatera mengular kobra. Bahkan sampai kejalan tol. Berkilo-kilo meter. Berhari-hari. Kisruh. Banyak yang pesimis keadaan bisa segera diurai. Padahal tidak lama lagi musim mudik tiba. Alangkah amburadulnya mudik lebaran itu nanti". Demikian tulis DI.

Apa yang dilakukan DI dan jajaran direksi ASDP setelah memantau kesana. Terobosannya  satu: harus ada pemimpin baru di Merak. Siapa orang yang tepat yang  dapat mengurai masalah yang sudah sedemikian menggurita disana?. Siapa orang yang tepat  yang mampu memecahkan masalah tanpa tindakan tambal sulam dan mampu menahan serangan dari pihak-pihak yang terkena dampak ekonomi dan politik dari sebuah perubahan?.

Ditulisan  DI disebutkan seseorang yang terpilih adalah:  Supriyanto. Supriyanto orang lama di ASDP. Ia dinilai berhasil membenahi penyebrangan Gilimanuk-Banyuwangi. Sebelumnya karirnya sempat mandeg karena menjadi korban politik kantor. Dia dibuang ke Kalbar dengan level turun tiga tingkat. Supriyanto sakit hati,tapi ia tumpahkan sakit hatinya dengan bekerja dan bekerja. Dia buat penyebrangan di Kalbar dari rugi menjadi untung dalam waktu hanya hanya enam bulan. Banyak yang tidak senang dengan tindakannya karena banyak yang kehilangan obyekan. Dia pun tidak pduli dengan ancaman: santet maupun parang.

Apa yang membuat DI senang dengan Supriyanto yang hanya manejer menengah di ASDP dan menceritakan periaku kepemimpinannya di media sebesar Rakyat Merdeka?. Terobosan yah terobosan yang dibuat oleh supriyanto untuk mengurai masalah di Merak. Di tulisan itu diceritakan  tindakan yang dilakukan oleh Supriyanto. " Saya awali tugas di Merak dengan mengambil alih apel pada setiap pergantian regu. Selama tujuh hari berturut-turut. Apel ini wajib diikuti oleh semua karyawan/wati organik,outsourcing, security dan cleaning services. Saya sampaikan bila mereka melakukan pemyimpangan, saya tidak akan segan-segan memberi sanksi". Supriyanto bertindak tegas.

Supriyanto melakukan tindakan konkit lainnya dengan memotong atap loket no 4 dan 5 dipenyebrangan Merak, agar truk dan kendaran berat lainnya bisa dilayani dikedua loket yang sebelumnya tertutup. Apa yang membuat DI bangga dengan bawahan kecilnya itu? karena  Supriyanto berani mengambil resiko atas tindakannya. Dia tidak takut mengambil keputusan yang dimasa lalu memerlukan proses keputusan panjang. Diusalkan diangarkan dan dibahas.  Ia langsung menyelesaikan masalah yang dilihatnya dengan resiko mungkin dianggap melanggar prosedur dan bahkan bisa dipakainya alasan untuk menyingkirkannya. Sesuatu yang menurut DI, sepele tapi dibuat ruwet. Selain itu sebagai pemimpin yang turun kelapangan Supriyanto, melihat banyak lubang lubang disekitar jalan masuk ke penyebrangan. Ia meyakini lubang-lubang itu menjadi salah satu penyebab macetnya antrean truk di Merak. Maka untuk yang satu ini ia menambal sendiri jalan-jalan yang berlubang tanpa menunggu persetujuan.  Menurut DI tindakan memotong atap dan menambal lubang seperti masalah  sepele didalam sebuah manajemen, tapi dampaknya langsung ke pemecahan masalah.

Ditulisan ini Dahlan menjelaskan  selain ketiga hal tersebut  tindakan  Supriyanto lainnya yang diputuskannya sendiri adalah pembuatan cainstein ( beton pemisah) jalur keluar dari side ramp dermaga 3 dan MB Dermaga 2 Agar tertata rapi. Jika tetap menggunakan  barier gate seperti selama ini akan sering ada truk yang bersenggolan dan terjadilah keruwetan. Hal lain yang dilakukan oleh Supriyanto yang beresiko adalah kesimpulannya untuk menganti manajer operasi yang selama ini paling berkuasa. Keputusannya beresiko dan penentangan pun datang dari atas dan bawah. Dari luar dan dalam. Tidak hanya penentangan tapi juga ancaman. Tapi Supriyanto konsisten dengan keputusannya dengan tetap melantik manajer operasional yang baru.

Menurut  DI dengan team barunya Supriyanto Bekerja membenahi jantung persoalan. Dia sangat tahu, Merak adalah penyebrangan yang banyak pungli, semrawut,kotor dan kumuh. Lebih parah lagi, pengaturan muatan kapal sebenarnya dikendalikan oleh orang luar yang menurut tulisan DI , mereka biasa disebut petruk (pengurus truk). Petruklah yang dengan leluasa berlalu lalang keluar masuk pelabuhan melalui toll gate dengan menggunakan sepeda motor. Dan tidak ada yang berani melarang mereka sebelumnya. Kesannya Pelabuhan Merak tidak memiliki aturan.  Alhamdulillah, demikian tulis DI karena akhirnya sejak 11 Juni 2012 antrean truk yang biasanya mengular panjang sampai dijalan Tol tidak terjadi lagi.

DI begitu terkesan dengan action  Supriyanto sebagai pemimpin kecil baru di Merak, dan mencurahkan kesannya itu didalam sebuah tulisan. Mengapa?.  Karena apa yang dilakukan  oleh Supriyanto  mungkin adalah gambaran perilaku  kepemimpinan yang diharapankannya tumbuh di berbagai jenjang kepemimpinan BUMN yang dipimpinnya.

Dari apa yang dilakukan Supriyanto jelas DI menekankan hal pokok apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin bagi oraganisasinya yaitu Tindakan  yang cepat dan efektif. Yah bagi DI, seorang pemimpin tidak akan mampu melakukan perubahan tanpa tindakan, walupun itu beresiko. Agar seseorang mampu melakukan tindakan seperti yang terpesan dari tulisan DI tersebut maka seorang pemimpin harus mampu melihat jantung masalah dengan sering terjun langsung kelapangan dan berani mengambil keputusan yang tegas dengan cepat tanpa harus terus menerus terpaku pada birokrasi dan prosedur yang terkadang malah membuat hal sepele menjadi ruwet. Ketika keputusan telah dibuat oleh seorang pemimpin maka ia  harus bertanggung jawab dan siap menanggung segala resiko atas apa yang telah dibuatnya. Tujuan dari tindakan yang dilakukan adalah untuk memperbaiki organisasi bukan untuk kepentingan dirinya sendiri.

Ketika, kita merasa kehilangan sosok pemimpin nasional yang tegas dan berani, merakyat, tidak terlalu formal dan birokratis serta cepat mengambil keputusan demi sebuah perubahan, tulisan DI ini bukan saja menyanjung Supriyanto tetapi  DI secara tidak sadar sebenarnya telah mengkritik BOS besarnya yang perilaku kepemimpinannya bertolak belakang dengan perilaku kepemimpinan Supri . Walau Supri  cuma manajer menengah tapi tindakannya telah mendorongnya menjadi seorang pemimpin. Ini tentu berbeda dengan seorang presiden, jika tindakannya lebih banyak berwacana, kebesaran jabatannya tidak akan  mendorongnya menjadi seorang pemimpin. Betul begitu Pak Dahlan?.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun