Sebaliknya, jika hutang tersebut dipakai untuk investasi produktif seperti pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan pengembangan bisnis, dampaknya bisa sangat positif untuk jangka panjang. Tapi, sering kali masyarakat lebih fokus pada kebutuhan konsumsi jangka pendek dan tidak sabar untuk menunggu hasil dari proyek-proyek investasi tersebut. Tidak jarang kita mendengar berbagai keluhan masyarakat seperti “kita tidak makan beton” (dalam konteks ketidaksetujuan masyarakat terhadap pembangunan jalan tol), “ketimbang bikin kereta cepat, mending uangnya dibagi-bagikan ke masyarakat saja” atau berdemo dijalanan sambil merusak infrastruktur umum dan ketenangan warga dengan aspirasi “turunkan harga BBM!” (dalam konteks ingin disubsidi lebih besar lagi terlepas harga minyak dunia mengalami inflasi).
Masalah utang, impor, dan subsidi di Indonesia ini menunjukkan betapa kompleksnya ekonomi kita. Semua elemen ini saling terkait dan membutuhkan pendekatan yang komprehensif untuk menyelesaikannya. Jadi, penting bagi pemerintah untuk berkomunikasi dengan baik terhadap masyarakat, menjelaskan alasan di balik kebijakan ekonomi yang diambil, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya investasi jangka panjang untuk kemajuan ekonomi nasional.
Dengan pemahaman dan literasi masyarakat yang lebih baik serta komunikasi yang efektif dari pemerintah atau media berita, diharapkan masyarakat bisa lebih mendukung kebijakan pemerintah dan bersama-sama bekerja menuju masa depan ekonomi Indonesia yang lebih stabil dan makmur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI