Mohon tunggu...
Zaki Mubarak
Zaki Mubarak Mohon Tunggu...

Saya adalah Pemerhati Pendidikan tinggal di Tasikmalaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Sampai Profesi Guru Dibuat Jadi "Open Recruitment"

27 Mei 2017   22:00 Diperbarui: 28 Mei 2017   16:05 2910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi di sinilah terjadi kedholiman profesional. Pemerintah yang mengendalikan kebijakan ini perlu meninjau ulang tentang arti profesionalisme yang dirumuskan dalam berbagai permen pendidikan. Menurut saya, biarkanlah S.Pd yang dikeluarkan oleh LPTK memiliki habitat pekerjaannya sendiri dan jangan diserobot oleh pendidikan lain. Kita, LPTK, mengakui bahwa masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam hal memproduksi output guru yang bermutu dari segala faktor, tapi bukan berarti identitas keguruan kami harus dibantai oleh non keguruan yang tidak tahu menahu tentang guru. mari kita adil dalam bekerja dan adil dalam menempatkan sesuatu. Jangan dholim ah.

Kedua dimensi keberlangsungan LPTK. Bila saja kebijakan ini dilaksanakan dimana lulusan non pendidikan dapat menjadi guru, maka apalah arti LPTK. Memang benar bahwa hampir kebanyakan LPTK terutama di daerah tidak memiliki kualitas mumpuni dibanding dengan PT murni non LPTK. Ini bisa diakibatkan oleh raw material LPTK yang tidak sebagus non LPTK, dimana sejak dulu LPTK dianggap kelas kedua. Bisa jadi juga bahwa bangunan keilmuan LPTK belum established seestablished non-LPTK. Masih banyaknya bangunan keilmuan pendidikan dan keguruan yang masih comot sana comot sini dalam membangun disiplin ilmunya.

Ilmu psikologi adalah ilmu yang dominan dalam bangunan ilmu pendidikan, termasuk ilmu manajemen dan ilmu sosial lainnya. Ilmu pendidikan seperti diadopsi dari ilmu lain dan dikelompokan sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini bagus, tapi identitas keilmuan agak kurang valid dan ajeg. Istilah lainnya belum ada marwah ilmu pendidikan yang benar-benar original. Akibatnya, ilmu pendidikan bisa dibaca siapa saja dan dimana saja. Ini berbeda dengan ilmu kedokteran, ilmu robot, ilmu komputer, dan lainnya, dimana setiap orang tidak dengan mudah belajar hanya dengan membaca saja.

Terlepas dari kelemahan LPTK, open recruitment guru akan membangkrutkan LPTK. Setiap orang tidak usah masuk ke LPTK karena untuk menjadi guru bisa dari mana saja. Orang akan berpikiran bahwa mending masuk ke fisika murni dengan dua pilihan profesi di masa depan. Bisa sebagai fisikawan apabila ia benar-benar mampu, atau menjadi guru saja apabila tidak ada pekerjaan lainnya. Nah, dimana marwah guru bila profesi guru dijadikan kelas kedua? Lalu pertanyaan lainnya, apakah LPTK akan bertahan dengan cara begini? Orang akan berbondong-bondong masuk non-LPTK dan akan berharap keuntungan ganda, dan tentu saja keuntungan menjadi guru adalah keuntungan kedua saja. Bila benar ini terjadi, maka tunggulah kebangkrutan LPTK di seluruh negeri ini.

***
Bila Jujur melihat diri kita, LPTK memang masih banyak kekurangan.
Bila Bijaksana menatap profesi kita, LPTK masih jauh dari kata memuaskan.
Tapi bukan berarti mereka harus dibunuh
Tapi bukan berarti mereka harus diserahkan ke pasar bebas

Mereka butuh perhatian lebih untuk kualitas
Mereka butuh uang lebih untuk menjadi lebih baik
Mereka butuh kasih sayang untu menghebatkan guru bangsa
Mereka benci neoliberalisme dalam pendidikan.

Bumisyafikri, buka puasa hari pertama
27/05/17

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun