Mohon tunggu...
Zaki Ainurrofiq
Zaki Ainurrofiq Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta Penerima Beasiswa 1000 Da'i Bamuis BNI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menegakkan Keadilan, Menjemput Berkah

3 September 2025   05:52 Diperbarui: 3 September 2025   05:52 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/1QNc9pWwL

Keadilan adalah salah satu nilai utama yang menjadi fondasi dalam kehidupan manusia. Tanpa keadilan, dunia akan dipenuhi dengan penindasan, kesenjangan, dan perpecahan. Islam menempatkan keadilan (al-'adl) bukan sekadar sebagai konsep moral, tetapi sebagai perintah Allah yang wajib ditegakkan dalam setiap aspek kehidupan. Baik dalam hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, maupun dengan diri sendiri, keadilan selalu menjadi kunci terciptanya harmoni. 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil" (QS. An-Nisa: 58). Ayat ini menegaskan bahwa keadilan adalah amanah yang tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan pribadi, suku, kelompok, ataupun status sosial. Setiap orang berhak mendapatkan keadilan tanpa terkecuali, karena keadilan adalah hak dasar manusia.

Rasulullah SAW pun menjadi teladan agung dalam menegakkan keadilan. Beliau tidak pernah membedakan manusia berdasarkan kedudukan atau kekayaan. Bahkan, ketika ada seorang bangsawan Quraisy yang bersalah, beliau menolak untuk memberikan keringanan hukum. Rasulullah bersabda bahwa seandainya Fatimah, putri beliau sendiri, mencuri, maka beliau pun akan menegakkan hukum dengan adil. Hal ini menunjukkan bahwa keadilan tidak boleh ditawar-tawar, bahkan terhadap orang terdekat sekalipun. 

Dalam perspektif Islam, keadilan juga erat kaitannya dengan kepemimpinan. Seorang pemimpin yang adil akan membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sebaliknya, pemimpin yang zalim akan menimbulkan penderitaan. Rasulullah bersabda: "Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain naungan-Nya, salah satunya adalah pemimpin yang adil" (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menegaskan betapa tinggi kedudukan seorang pemimpin yang menegakkan keadilan. 

Namun, keadilan tidak hanya berlaku dalam lingkup besar seperti negara atau masyarakat. Ia dimulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari: berlaku adil kepada anak-anak, bersikap seimbang dalam membagi waktu, menepati janji, hingga tidak berat sebelah dalam menilai orang lain. Jika keadilan mampu ditegakkan sejak lingkup pribadi dan keluarga, maka ia akan meluas hingga ke masyarakat yang lebih luas. 

Islam mengajarkan bahwa keadilan adalah bagian dari ketakwaan. Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa" (QS. Al-Ma'idah: 8). Ayat ini mengingatkan bahwa keadilan harus ditegakkan meski terhadap orang yang tidak kita sukai. Dengan keadilan, terciptalah keseimbangan hidup, keharmonisan sosial, dan kedamaian hati. Maka, keadilan sejatinya adalah cahaya yang menuntun umat manusia menuju kehidupan yang penuh berkah.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun