Penulis akhir-akhir ini sering mendengar kutipan dari ekonomis yang berpendapat sebagai berikut “ekonomi tidak dapat dibangun oleh orang sakit” dengan memaksakan liga dipaksa terus berjalan jelas kemungkinan sepakbola menjadi kluster penyebaran virus baru akan sangat besar. Mengapa?
1)Penyebaran bisa terjadi saat kerumunan hadir di luar stadion memaksa untuk masuk menonton.
2)Penyebaran bisa terjadi saat ada kerumunan acara nonton bareng pertandingan sepakbola di café atau lapangan terbuka.
3)Kebiasaan pemain yang sering keluyuran malam untuk jalan-jalan atau makan.
4)Tingginya resiko penyebaran orang tanpa gejala.
Dengan melihat tidak adanya agenda tim nasional senior di Asia maupun Internasional pada tahun 2020 maka tiada gunanya apabila memaksakan liga berjalan dengan penumpukan pemain senior di dalam klub nasional. Prioritas kita jelas sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 kita sebagai negara harus sehat dan selanjutnya menyiapkan tim yang kokoh untuk melawan raksasa sepakbola dunia. Sangat jelas apabila negara kita tidak sedang baik-baik saja sampai waktu 2021 maka kita bisa jadi diundur atu mungkin batal menjadi tuan rumah karena tidak siap secara keadaan.
Jika kita ingin memaksakan liga berjalan maka harus ada agenda prioritas sepakbola yang dijalankan, seperti Piala Dunia U-20. Dengan merujuk agenda tersebut kita bisa memaksakan liga berjalan menggunakan syarat harus ada jumlah sekitar setengah pemain umur dibawah 20 yang menjadi pemain di Liga atau pilihan lainnya hanya Elite Pro Academy U-20 dan U-16 yang digelar pada Oktober 2020.
Apa sebenarnya manfaat liga diisi oleh pemuda di kondisi pandemic saat ini:
1)Mempersiapkan mental bertanding di level yang lebih tinggi.
2)Memberikan jam terbang kepada pemain muda untuk bermain regular di level yang lebih tinggi.
3)Memudahkan Coach STY dalam menjaring bakat baru.