Mohon tunggu...
Jay Z. Pai
Jay Z. Pai Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menulis saja

suka musik dan jalan - jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Dharma dari Bisma Dewabrata

26 Desember 2020   15:45 Diperbarui: 26 Desember 2020   15:52 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube https://www.youtube.com/watch?v=JqbWxojQORw

Anda mungkin pernah mendengar tentang perang Baratayudha : perang saudara antara lima orang Pandawa melawan seratus orang Kurawa. Ya benar, semua itu ditulis dalam kisah yang cukup terkenal yaitu epos Mahabarata.

Kisah epos Mahabarata dikarang oleh Kresna Dwipyaa Byasa yang kembali disusun sekitar abad ke 3 SM. Agama Hindu menyebutnya Weda ke V. Konon kisah ini kisa wiracerita terpanjang di dunia mengalahkan Ramayana. setidaknya begitu menurut Wikipedia.

Sekarang anda bisa menyaksikannya di layar kaca televisi setiap sore. Itupun jika anda capek membaca bukunya mungkin karena terlalu tebal. Saya sendiri mengenal kisah ini dari serial TV beberapa tahun lalu. Diproduksi India, namun di putar oleh salah satu stasiun televisi nasional kita.

Kisah mahabarata bukan semata – mata soal perang saudara. Itu hanya klimaks dari perseteruan panjang perebutan tahta kerajaan. Di dalamnya ada drama, intrik – taktik politik, ada pula sastra. Itulah kenapa konon epos Mahabarata dikatakan sebagai puisi terpanjang di dunia. Belum lagi cerita tentang kehebatan para tokoh yang ada di dalam kisah tersebut.

Anda mungkin pernah mendengar kehebatan memanah Arjuna, kekuatan Bima, kelihaian Sangkuni bermain drama politik dan kebijaksanaan Krisna. Tapi kali ini saya tidak akan mengulas tentang mereka, mungkin saja di lain kesempatan. Kali ini saya akan mengulas sedikit saja tentang Bisma Dewabrata : kakek dari pandawa dan kurawa. Bagaimana Bisma memandang dan menjalankan apa yang dia sebut sebagai Dharma.

Bisma adalah anak dari Dewi Gangga dan Raja Hastinapura : Sentanu. Dari kecil Bisma dibawa keliling Ibunya untuk belajar kepada para guru (Rsi) diantaranya Rsi Parasurama. Bisma diajarkan kebijaksanaan, moral, sastra, seni perang dan penggunaan berbagai macam senjata.

Ketika dewasa Bisma bertemu dengan ayahnya Sentanu Raja Hastinapura. Singkatnya, Bisma pun diangkat menjadi Putra Mahkota. Setelah itu, Ayahnya yang telah lama hidup sendiri akhirnya bertemu dan jatuh hati dengan seorang wanita bernama Setyawati, yang merupakan keturunan dari nelayan biasa.

Ayahnya hendak mengajak Setyawati untuk menjadi ratu kerajaan Hastinapura. Setyawati bersedia namun dengan syarat bahwa anaknya kelak yang harus menjadi Raja Hastinapura menggantikan Sentanu. Sentanu yang mendengar alasan itu pun kian gusar. Disatu sisi dia sangat menginginkan Setyawati namun disisi lain, bagaimana bisa Bisma yang telah diangkat sebagai putra mahkota harus diganti begitu saja. Ini adalah dilema yang begitu besar bagi Sentanu hingga membuatnya jatuh sakit.

Bisma bertanya kepada ayahnya kenapa, awalnya Raja Sentanu tidak ingin menceritakan. Akan tetapi, karena terus didesak oleh Bisma, maka diapun menceritakan alasan  yang membuatnya jatuh sakit. Bisma yang sangat mengabdi kepada ayahnya tidak bisa membiarkan hal itu terus terjadi. Bisma rela mengorbankan jabatan putra mahkota demi kebahagiaan ayahnya.

Tanpa berlama – lama Bisma segera pergi menemui Setyawati untuk meyakinkannya bahwa apa yang menjadi permintaannya akan terwujud. Bahwa kelak yang akan menjadi Raja Hastinapura ialah anaknya, yang artinya bukan Bisma walaupun Bisma saat ini putra mahkota.

Bisma menuju ke tepi sungai gangga dan mengucapkan sumpah janji. Bahwa dia tidak akan pernah menjadi Raja Hastinapura, dia hanya akan menjadi pelayan bagi tahta Hastinapura. Bisma akan menjaga tahta Hastinapura sampai ada orang yang benar – benar pantas mendudukinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun