Mohon tunggu...
Muhammad Zainur Rozikin
Muhammad Zainur Rozikin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 23107030109

The pen is mightier than the swordcode

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Khataman Tarawih 30 Juz Al Quran Di Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak

1 April 2024   00:06 Diperbarui: 1 April 2024   00:43 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi/Musafahah bersama seluruh jamaah

Berbeda dengan malam-malam sebelumnya, pada malam ini suasana masjid Al Munawwir tampak penuh oleh santri dan jamaah. Orang Tua, Remaja, bahkan banyak anak kecil yang memadati bangunan dengan lantai 3 ini. Semua berbondong-bondong dengan mengharapkan barokah dari khotmil quran yang telah dibaca mulai malam pertama shalat tarawih dilaksanakan.

Sudah menjadi tradisi setiap tahunya, Pondok Pesantren Al Munawwir menggelar Shalat tarawih dengan mengkhatamkan 30 Juz Al Quran. Khataman ini selalu diperingati pada setiap malam ke 20 Ramadhan.

Sejak berdiri Tahun 1911, PP Al Munawwir selalu memfokuskan dalam pengembangan Pendidikan Ilmu Al Quran. Meskipun pendidikan dan pengajaran pada bidang Al Quran semakin berkembang, Pesantren Al Munawwir tetap istiqamah mempertahankan nilai-nilai tradisi yang telah ditanamkan oleh KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rasyad sebagai pendirinya. Salah satunya adalah tradisi mengkhatamkan 30 Juz Al Quran di dalam Shalat Tarawih ini.

Di dalam buku Romo Kyai Qodir karangan KH. M. Mas'udi Fathurrahman, mengisahkan kehidupan KH Abdul Qadir (Ayah dari KH Abdul Hamid) Pengasuh PP Al Munawwir, yang melantunkan satu setengah juz Al Quran dalam 20 Rakaat Shalat Tarawih pada setiap malamnya. Sehingga Al Quran akan selesai terbaca 30 Juz pada malam ke 20 Ramadhan.

Peringatan Khataman Tarawih seperti ini sudah dilaksanakan sejak kepemimpinan KH. Ali maksum. Hal ini selaras dengan dawuh Simbah KH Munawwir, menurut beliau bahwa seorang haffidz Al Qur'an yang Mutqin (Kuat/Sempurna) adalah mereka yang mampu berakhlak sesuai Al Quran dan menjadikan hafalan Al Quran sebagai bacaan Shalat (Shalat Tarawih). Sebab itulah para keturunan dan santri Kyai Munawwir terus berusaha untuk menjaga tradisi ini hingga sekarang.

Setiap tahunya Shalat Tarawih di Masjid Almunawwir dibagi menjadi dua fase. Fase pertama akan dimulai pada tanggal 1 – 20 Ramadhan, dengan membaca satu setengah Juz Al Quran dalam setiap malamnya. Sedangkan fase kedua akan dilaksanakan di sepuluh hari terakhir bulan Ramdhan, dengan membaca 3 Juz Al Quran disetiap malamnya. Adapun yang bertugas menjadi imam tarawih pada Ramadhan tahun ini adalah KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir, Ust. Abdul Jalil Muhammad, Agus Muhamad Azka, Lc.

Pada momentum kali ini KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir beliau menyampaikan ungkapan syukur, atas terlaksanya tradisi Tarawih Al Quran pada Ramadhan kali ini. Beliau juga memberikan sebuah nasihat : “Ibarat permainan (Ramadhan) kita ini sudah masuk babak final. Babak penyisihan (sepuluh hari pertama) sudah, babak semi final (sepuluh hari kedua) juga sudah, dan sekarang finalnya.   Mungkin, dengan segala kekurangan (dalam memaknai ramadhan), tapi kita sudah memasuki babak final. Monggo sekuat tenaga, sebisa mungkin kita tetap semakin meningkatkan frekuensi (ibadah kita), jangan semakin susut. Supaya kita nanti sampai diujung Ramadhan, masuk Idul Fitri dengan kembali suci bersih dari dosa dan noda.”

Dok. Pribadi/Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A. ketika menyampaikan maudhoh hasanah
Dok. Pribadi/Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A. ketika menyampaikan maudhoh hasanah

Shalat Tarawih pun dipungkasi dengan mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A. Sedikit yang saya kutip dari mauidhoh beliau adalah. Bahwa didalam Tafsir Imam Ar Razi dinyatakan Al Quran dapat menjadi Syifa’ atau obat dari dua penyakit utama. Pertama, Al Quran dapat menjadi obat dari penyakit ruhani yang kemungkinan berasal dari keyakinan-keyakinan yang Bathil seperti Syirik, dan penyakit ruhani yang berasal dari perilaku yang tercela. Al Quran mampu menjadi obat dari penyakit ruhani melalui kandungan nasehat-nasehat yang ada didalamnya. Kedua, Al Quran juga diyakini dapat menjadi obat dari penyakit jasmani, hal ini merupakan jumhur sebagian besar ahli filsafat dan Taoisme (ahli perdukunan) dengan cara menggunakan rajah-rajah, mereka berpendapat bahwa sihir-sihir jahat saja mampu merasuk kedalam tubuh manusia, apalagi dengan Al Quran yang sudah jelas dan nyata kemuliaanya. Yang tentunya diperlukan ilmu dan guru khusus,untuk bisa mengamalkanya.

Tradisi Khataman Tarawih ini juga memiliki makna tersendiri bagi para santri Pondok Pesantren Al Munawwir. Karena dengan dilaksanakanya khataman ini, menjadi pertanda bahwa Program Khusus Ramadhan (PKR) telah mencapai penghujungnya. Diantara dari mereka merasa bingung antara harus bersedih atau bahagia.”Tentu bahagia, karena akan segera mudik ke kampong halaman bertemu keluarga. Tapi juga sedih, karena ini berarti bulan Ramadhan yang mulia akan segera pamit meninggalkan kita.” Ucap DM*, salah satu santri PP Al Munawwir ketika saya tanya mengenai perasaanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun