Mohon tunggu...
Zainal Abidin
Zainal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Generasi Perubahan Bangsa

Ikuti saya di Instagram @zainalabidin1453 (Mari merangkai hubungan pertemanan yang positif, membangun banyak relasi, dan saling mendukung antara sesama).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Relasi Sosial Mayoritas dan Minoritas (Islam dan Kristen) di Sumatra Barat

2 April 2022   09:19 Diperbarui: 2 April 2022   09:27 2979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama bpk. Pendeta

Pada artikel kali ini cukup berbeda dari yang sebelumnya, karena ini benar-benar murni dari hasil wawancara kita langsung kepada yang bersangkutan yang meski harus dituangkan  di artikel kali ini. Wawancara ini saya mengangkatnya dengan tema toleransi antar umat beragama yang pada kesempatan kali ini saya tertuju kepada masyarakat non muslim (Kristen) di Kota Padang.

Islam adalah agama yang paling banyak di anut oleh masyarakat di Sumatra Barat, Populasi muslim hingga mencapai 97,42% dari seluruh penduduk. Islam telah menjadi ciri khas masyarakat minangkabau. Kalau tidak beragama islam orang yang mengaku berbudaya minangkabau maka ia bukanlah orang minangkabau. Maksudnya ialah, bahwa adat dan Islam saling berketerikatan di bumi Minangkabau di mana segala sesuatu terkait adat dilandaskan atas ajaran Islam yang berpedoman pada kitabullah yakni Alquran . 

Begitulah islam selaku penyempurna bagi adat budaya minangkabau. Aturan tentang akidah tidak dapat ditoleransi, tapi jika dari sisi sosial atau masalah masyarakat banyak orang minang dapat diajak untuk bekerjasama.

Dengan mayoritas umat islam di Sumatra Barat, Para penduduk minang masih tetap menerima masyarakat yang beragama non muslim atas dasar toleransi dan islam yang cinta damai kepada sesama manusia baik itu yang seiman maupun tidak.

Toleransi persahabatan lintas iman antar umat beragama ini berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama sikap toleransi harus dijaga dan di pahami untuk menghindari konflik. Biasanya konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap merasa paling benar dengan cara mengelimasi kebenaran orang lain.

Tetapi, siapa sangka kota yang disebut benteng islam di Indonesia ini juga memberikan kebebasan kepada agama lain (non muslim), seperti gereja (Huria Kristen Batak Protestan) yang ada di Kota Padang yang disekelilingnya mayoritas muslim. HKBP ini adalah gereja adat yang beraliran Lutheran di kalangan masyarakat suku Batak Toba. Gereja ini merupakan yang terbesar di antara gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia bahkan menjadikan gereja adat terbesar di Indonesia serta menjadikan gereja terbesar di Asia Tenggara, sehingga menjadikannya organisasi keagamaan terbesar ketiga setelah Nahdlatul 'Ulama dan Muhammadiyah.

Meskipun keberadaan gereja di Kota Padang yang sekelilingnya banyak mayoritas muslim tetapi bukanlah hal yang perlu diperdebatkan seperti penjelasan yang saya dapatkan kemarin pada Kamis, 31 Maret 2022 saya melakukan wawancara langsung dengan bapak pendeta Hasitumorang di Gereja HKBP Padang guna untuk menggali banyak informasi serta sudut padang non  muslim (kristen) kepada muslim. Menurut penjelasan yang saya terima dari bapak pendeta Hasitomorang ini ialah :

Pertama, dari segi hal personal/internal. Dengan ajaran yang beraliran Lutheran, bentuk ibadah umat kristen di HKBP Padang ini yang pertama adalah bernyayi yang merupakan sebagai nyanyian pujian dan sambutan bagi tuhan, kedua pembacaan hukum taurat, ketiga pengampunan dosa, keempat pembacan firman tuhan yang ada di alkitab yang khutbahnya sudah ditentukan setiap minggu sesuai tahun gerejawi, kelima kesaksian iman, keenam pemberitahuan kepada jamaat apa yang dilakukan di gereja pada minggu ini dan apa yang sudah dilakukan, misalnya jika ada orang sakit atau meninggal itu diwartakan. Makna diwartakan disini adalah agar para jamaat turut serta menduakan para jamaat yang sakit/mau menikah/meniggal/dll supaya mereka tetap terjalin dalam sebuah hubungan kasih.

Kedua, saya menerima penjelasan dari bapak pendeta pandangan bapak itu sendiri terhadap agama lain. Ia mengatakan, bahwa toleransi dari luar benar ada, tapi pelaksanaannya tidak ada (di Sumatra Barat) ini alasannya adalah tidak diberikannya kebebasan dalam membangun gereja (HKBP) banyak gereja yang bermasalah terkait izin dalam membangun gereja atau melakukan perkumpulan jamaat gereja. Sedangkan dalam relasi sosial antar sesama masyarakat saya memantau langsung, hubungan masyarakat yang muslim dengan non muslim terjalin dengan baik sama seperti biasanya hidup rukun dan cinta damai.

Terkait berdirinya HKBP ini di Padang ia benar ada toleransi di Kota Padang tapi tidak di dapat izin di kota-kota lain seperti solok dan pariaman untuk membangun tempat ibadah jamaat kristen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun