Berbeda tapi Damai, Apa yang Jadi Kunci?
Tak sedikit polemik terjadi dengan mengatasnamakan agama sebagai penyebabnya. Namun, nampaknya gonjang-ganjing isu perpecahan akibat keberagaman tak membuat warga Candi terpengaruh untuk melakukan hal serupa. Â Menanggapi hal ini, kedua tokoh dari golongan Syiah dan Sunni ini menegaskan hal yang senada.
"Selama ini Rasulullah apakah beliau memaksakan kehendaknya? Kan nggak, beliau selalu mengedepankan kasih sayang. Nah, ketika kita melihat sosok rasul yang kita akui sebagai nabi, maka kita akan melihat orang-orang yang berbeda dengan kasih sayang juga, dan akan menghargai perbedaan itu," ujar Khadijah
"Intinya, saya harap orang-orang yang masih suka mengadu domba itu lihat lagi, nabi kalian siapa? Sosok yang gimana? Apakah ketika kalian terpecah belah bukannya bikin sedih Rasulullah? Karena ada musuh yang lebih nyata yang kita harus sama-sama perangi daripada kita perang saudara saling mengadu domba satu sama lain," tutupnya.Â
Bunyamin juga turut menambahkan bahwa kunci kedamaian adalah saling mengendalikan ego dan kepentingan masing-masing.
"Generasi penerus jangan sampai perbedaan pendapat lantas saling idenya dipakai sendiri-sendiri (egois, red). Padahal saya katakan perbedaan pendapat itu adalah rahmatnya Allah, bukan perbedaan pendapat dibikin berpecah belah, itu ndak,"
"Yang penting kita hubbul wathan didahulukan. Sebab kita hidup lebih-lebih di desa kalau nggak rukun nanti jadi apa?" pungkasnya.
Reporter: Zainab Azzakiyyah
Penulis: Zainab Azzakiyyah
Liputan ini dibuat untuk memenuhi penugasan individu dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTLN) yang diselenggarakan oleh LPM Manunggal Undip tahun 2022.