Mohon tunggu...
Muhammad Zaid Al Khoir
Muhammad Zaid Al Khoir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030029

jangan pernah menyerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

kehidupanku di masa sekolah dasar

1 Maret 2021   21:11 Diperbarui: 3 Maret 2021   20:39 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama saya Muhammad Zaid Al Khoir, teman teman biasa memanggilku Zaid atau bisa juga dipanggil dengan sabun(sejak masa sma).  Saya lahir 20 tahun yang lalu tepatnya di Puskesmas Tegalrejo, Yogyakarta pada tanggal 29 Desember 2000. Saya lahir dari pernikahan Bapak Ibu saya. Bapak saya bernama Supardi yang bekerja sebagai Guru pengajar di Sekolah Menengah Pertama Swasta di Yogyakarta dan Ibu saya bernama Marini yang mengurus pekerjaan rumah tangga. Saya anak ke 3 dari 4 bersaudara. Kakak saya yang pertama adalah seorang pria bernama Muhammad Zaki Al Afif saat ini sedang menjalani kuliah di Universitas Hos Cokroaminoto semester 7 dan sudah menikah pada bulan november 2020. Setelah kakak saya mempunyai kakak perempuan bernama Nur Afifah Al Husna yang sedang menjalani kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta. Kemudian saudara terakhir saya yang paling saya sayangi yaitu adik saya yang bernama Nur Aisyah Al Khoiriyah sekarang masih menduduki pendidikan sekolah dasar di SD Purwodiningratan 2.

Keluarga saya bukan keluarga yang kaya namun keluarga yang sederhana akan segala hal baik harta maupun kebahagiaan. Pendidikan ayah saya dahulu adalah sarjana di IAIN Sunan Kalijaga atau sekarang disebut UIN Sunan Kalijaga yang merupakan almamater saya sekarang, sedangkan pendidikan ibu saya adalah SPG(sekolah pendidikan guru) di Yogyakarta. Keluarga mendidik kami dengan agama sedari kecil karena sadar bahwa agama merupakan ilmu yang penting untuk kehidupan di akhirat kelak. Hal ini tampak pada saat waktu sholat wajib, saya, kakak dan adik saya diajak pergi ke masjid terdekat untuk menunaikan ibadah sholat. Di masjid saya melihat banyak anak-anak yang sebaya dengan saya juga melakukan sholat bersama ayahnya. Lingkungan di mana kami tinggal dapat dikatakan mendukung, sebab ada banyak masjid yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah saya. Kakak perempuan sayapun menggenakan hijab sebagaimana ketentuan umat agama Islam saat hendak berpergian keluar rumah, begitu pula dengan ibu saya.

Keluarga saya sekarang menetap di kampung tegalmulyo Yogyakarta, sedang dulu waktu saya masih kecil saya masih sering berpindah-pindah tempat tinggal. Pada waktu saya lahir keluarga menetap disini karena masih bersama keluarga ayah, namun setelah saya berumur 2,5 tahun saya berpindah tempat tinggal di balecatur, gamping, sleman. Saya menjalani kehidupan masa kecil seperti anak pada umumnya di tahun tersebut, kemudian setelah menginjak usia 5 tahun saya masuk ke dunia pendidikan yaitu masuk ke TK ABA Jatimas, sebelum masuk tk saya sudah bisa membaca iqro’ yang diajarkan oleh ayah saya. Di tk juga saya menjadi bisa membaca serta berhitung dan mempunyai teman yang bermain yang sangat menyenangkan di masa itu. Teman-teman saya sewaktu tk sudah tidak pernah bertemu dengan saya karena saya sudah menempati tempat tinggal yang berbeda sejak kelas 3 sd. Saya lulus tk tepat waktu dengan menghabiskan 2 tahun di taman kanak – kanak, kemudian saya melanjutkan pendidikan di sekolah dasar atau biasa kita sebut SD.

Saya memasuki sekolah dasar yang lumayan jauh dari tempat tinggal saya saat itu, namun dekat dengan rumah keluarga ayah yang kita tinggali waktu kecil yaitu di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta, jarak dari rumah ke sekolah yang lumayan jauh membuat saya sering terlambat namun hal itu tidak membuat saya menyerah untuk berprestasi di sekolah. Pada saat itu masjid tempat saya tinggal juga menggadakan pendidikan membaca al qur’an atau sering disebut dengan taman pendidikan al qur’an. Saya mengikuti kegiatan TPA sangat bersemangat karena bersama teman-teman saya bisa bermain sambil belajar tentang agama, proses pembelajaran dilakukan oleh remaja masjid yang aktif di masjid serta ustadz maupun ustadzah yang tinggal di dekat tempat tinggal saya.

Kemudian pada waktu tahun 2009 saat saya kelas 3 sd akhirnya saya berpindah rumah di rumah yang dekat dengan keluarga ayah yaitu di tegalmulyo rumah yang saya tinggali sampai sekarang. Awal-awal pindah kesini kami sudah kenal dengan teman-teman disini karena sejak kelas 1 apabila pulang saya selalu mampir kesini kemudian bermain dengan teman-teman sekitar, mengikuti kegiatan yang sama saat saya tinggal di balecatur yaitu tpa. Pada waktu itu saya sudah bisa membaca al-quran dan hal itu membuat saya masuk ke kelas c di tpa masjid sini, untuk informasi pembagian kelas disini berbeda dengan tpa tempat tinggal saya dulu. Kelas a untuk anak-anak yang bisa membca iqro jilid 1-3, kelas b untuk anak-anak yang bisa membaca iqro jilid 4-6, kemudian tingkatan terakhir yaitu kelas c yaitu untuk anak-anak yang sudah bisa membaca juz amma maupun al quran.

Pada masa ini saya mendapatkan teman yang sangat dekat dan sangat sesuai dengan saya yang bernama datuk. Bersama datuk saya menghabiskan waktu kecil bersama seperti sholat dimasjid, bersepeda, main tembak-tembakan, menyenangkan sekali. Saya bersahabat dengan datuk sampai smp kelas 1 dan penyebab saya sudah tidak bersahabat dengannya adalah hal yang paling menyedihkan bagi saya, hal itu terjadi karena datuk meninggal dunia saat berada di bangku SMP. Menginjak bangku kelas 5 sekolah dasar saya mempunyai hobi yang sangat saya sukai yaitu bermain sepakbola, saya meminta kepada orang tua saya agar memasukkan saya ke sekolah sepakbola, atau biasa disebut ssb namun orang tua tidak mengijinkan saya mengikuti itu, hal itu membuat motivasi untuk menjadi pemain sepakbola menghilang Karena tidak diijinkan oleh orang tua.

Memasuki kelas 6 yang merupakan tahun penentuan setelah 6 tahun menginjak sekolah dasar, disini ujian ujian dilakukan sangat sering diadakan hal tersebut membuat sekolah harus mengajarkan materi lebih rutin kepada siswa, materi tersebut diajarkan agar siswa mendapatkan nilai yang bagus meliputi ujian sekolah, provinsi, dan puncaknya adalah ujian nasional. Sewaktu ujian nasional saya mendapatkan bimbingan tambahan h-seminggu sebelum ujian dimulai, hal itu membuat saya mendapatkan nilai yang termasuk bagus dan mendapatkan peringkat 4 se sekolah dasar atau kurang lebih 60-an siswa, saya sangat senang karena allah memberikan apa yang saya mau. Nilai bagus pada saat sd merupakan bekal besar yang akan saya tunjukkan ke bangku sekolah menengah pertama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun