Mohon tunggu...
zahwalthfia
zahwalthfia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Zahwa Luthfi'a Az-zahra Mahasiswa PGMI UIN Raden Mas Said

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bimbingan Belajar: Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

16 Juni 2025   20:55 Diperbarui: 16 Juni 2025   20:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan dasar merupakan fondasi penting dalam perkembangan akademik dan karakter seorang anak. Tetapi, dalam pelaksanaaannya, tidak sedikit peserta didik yamg mengalami hambatan dalam proses belajar. Kesulitan belajar pada anak SD sering kali tidak tampak secara langsung dalam bentuk nilai yang rendah, tetapi seperti kehilangan motivasi, kurangnya konsentrasi dan gangguan perilaku belajar. 

Kesulitan belajar, juga dikenal sebagai ketidakmampuan belajar atau kesulitan belajar, adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan saat belajar. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar tidak semata-mata berkaitan dengan IQ seseorang, karena hal ini mengindikasikan bahwa hanya individu tersebut yang mengalami kesulitan dalam mengatasi hambatan belajar dan menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan sebelumnya (Simangunsong, 2021). Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih sistematis dan individual untuk membantu siswa memahami dan mendukung mereka dalam mengatasi kesulitan belajar. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah melalui layanan bimbingan belajar.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan belajar di antara siswa, seperti yang dijelaskan oleh Armella dan Rifdah (2022).

       1. Penyebab Gangguan Fungsi Otak Anak: Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar cenderung lebih terpengaruh oleh fungsi otak kiri dan dapat berfungsi lebih baik dengan otak kanan. Penelitian Epstein, Gurdon dan Belt mendukung ini. Ada juga pandangan bahwa sekitar 15% anak-anak memiliki kelainan sub-rata-rata dalam sistem saraf pusat.

       2. Faktor Hereditas: Penelitian dari Swedia menunjukkan bahwa kesulitan belajar yang berkaitan dengan kemampuan akademik seperti menulis, membaca, dan menghitung dapat diturunkan secara genetik. Ini sering terbukti pada anak -anak dengan diagnosis disleksia. Di sana, kembar identik memiliki frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kembar yang tidak identik.

       3. Faktor Lingkungan & Nutrisi: Stimulasi yang tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup dapat menghambat proses belajar anak. Diet yang baik memengaruhi sistem saraf dan perkembangan pembelajaran anak -anak. Lingkungan ini juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses pembelajaran anak -anak, baik dalam keluarga mereka maupun di komunitas mereka.

Faktor -faktor yang dibagi dapat dibagi dalam hal fenomena kesulitan belajar yang terkait dengan hasil akademik (Simamora et al., 2020):

       1. Faktor Internal: Ini adalah elemen yang berasal dari dalam diri anak atau siswa, termasuk gangguan psiko-fisik yang memengaruhi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

       2. Faktor Eksternal: Ini adalah elemen yang berkaitan dengan kondisi di luar anak atau peserta didik, yang mencakup lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi yang berikut:

          a. Lingkungan keluarga, seperti kurangnya keharmonisan antara orang tua dan kondisi ekonomi yang rendah.

          b. Lingkungan masyarakat, misalnya di daerah pedesaan dengan teman bermain yang berperilaku nakal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun