Mohon tunggu...
zahwa kayla awaliyah
zahwa kayla awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Program MBKM dalam Perspektif Pemberdayaan Masyarakat melalui Penyuluhan Partisipatif

30 Maret 2024   05:12 Diperbarui: 30 Maret 2024   05:15 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) adalah inisiatif pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi, serta memberdayakan masyarakat melalui penyuluhan partisipatif. Program MBKM lahir sebagai respons terhadap beragam tantangan dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia, antara lain rendahnya kualitas kelulusan, kurangnya keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industry, serta kesenjangan akses terhadap pendidikan berkualitas. Melalui Program MBKM mahasiswa diberikan pengalaman belajar lebih luas dari pada bidang ilmu yang digelutinya. Salah satunya dengan penerapan strategi dan metode pembelajaran yang lebih menantang dan berpusat pada mahasiswa, contohnya penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL). Kesemuanya ini diperkirakan akan membiasakan mahasiswa untuk tanggap dengan keadaan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan tinggi, perlu adanya pendekatan penyuluhan partisipatif yang melibatkan berbagai pihak secara aktif.

Pendekatan partisipatif dalam penyuluhan menjadi penting karena melibatkan masyarakat sebagai subjek utama yang terlibat dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan. Dalam pembahasan program MBKM, penyuluhan partisipatif memungkinkan masyarakat untuk lebih memahami pentingnya pendidikan tinggi dalam meningkatkan kualitas hidup dan memperluas peluang kerja. Melalui pertisipasi aktif dalam penyuluhan, masyarakat dapat lebih mudah memahami manfaat serta mekanisme program MBKM, sehingga dapat memanfaatkannya secara optimal.

Selain itu, penyuluhan partisipatif juga memungkinkan terciptanya hubungan yang lebih erat antara perguruan tinggi dengan masyarakat, sehingga dapat terjadi kolaborasi yang lebih efektif dalam mengidentifikasi serta mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan demikian, program MBKM tidak hanya menjadi upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tinggi, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam upaya bersama mencapai pembangunan yang berkelanjutan.

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memiliki komponen dan mekanisme yang penting dalam pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan partisipatif yaitu:

  • Program Pengayaan Akademik dan Non Akademik: MBKM juga mencakup berbagai program pengayaan, seperti kuliah tamu, seminar, workshop, dan kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa diluar kurikulum formal. Melalui program ini, masyarakat dapat terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan tinggi yang bervariasi dan relevan sehingga memperluas pemahaman mereka tentang berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan yang penting.
  • Beasiswa dan Dukungan keuangan: salah satu komponen utama dari program MBKM adalah pemberian beasiswa kepada mahasiswa berprestasi untuk mendukung mereka dalam mengembangkan diri dari luar kampus, seperti magang, penelitian, atau pengabdian masyarakat. Dengan adanya beasiswa ini, masyarakat dapat merasa didukung secara finansial untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka, sehingga memberdayakan dalam mengambil bagian aktif dalam proses pembelajaran.
  • Kerja sama dengan Pihak Eksternal: Program MBKM juga melibatkan Kerjasama dengan pihak eksternal, seperti industri, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan pemerintah daerah untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa dan meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan masyarakat dan industri. Melalui Kerjasama ini, masyarakat dapat terlibat dalam menyediakan peluang pembelajaran praktis bagi mahasiswa dan membantu memastikan bahwa pendidikan tinggi bersifat responsive terhadap kebutuhan masyarakat.
  • Pengembangan Keterampilan Soft Skill: MBKM berfokus pada pengembangan keterampilan "soft skill" seperti kepemimpinan, komunikasi, dan kerja tim melalui berbagai kegiatan, seperti program mentoring dan pelatihan keterampilan. Ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengasuh keterampilan yang penting dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari sehingga meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup mereka.

Selain itu, MBKM juga memberikan dampak positif dalam meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pendidikan. Melalui berbagai kegiatan pengabdian masyarakat dan Kerjasama dengan pihak eksternal, masyarakat menjadi lebih terlibat dalam penyelenggaran pendidikan tinggi. Hal ini menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan masukan, menyampaikan kebutuhan, dan berkontribusi secara langsung dalam pembentukan kurikulum dalam program pendidikan. Program MBKM juga menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk menjalin koneksi dan jaringan yang luas. Hal ini membuka peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, pelatihan dan kesempatan kerja yang lebih baik, serta memperluas wawasan mereka tentang berbagai bidang dan potensi karier yang tersedia.

Implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar program ini efektif dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan partisipatif. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan tinggi. Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami manfaat dan pentingnya pendidikan tinggi serta kurangnya motivasi untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pendidikan diluar kelas. Selain itu, terdapat kendala terkait aksesibilitas dan distribusi informasi tentang program MBKM ke seluruh lapisan masyarakat. Beberapa daerah mungkin memiliki infrastruktur komunikasi dan transportasi yang terbatas, sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan informasi tentang program ini. Hal ini dapat menghambat upaya pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan partisipatif karena keterbatasan akses informasi dapat mengurangi partisipasi masyarakat dalam program.

Untuk mengatasi tantangan tersebut perlu dilakukannya upaya yang terarah dan terpadu, antara lain meningkatkan sosialisasi dan kampanye penyuluhan tentang program MBKM, serta memperkuat infrastruktur komunikasi dan transportasi untuk meningkatkan akses informasi. Selain itu, Kerjasama antara pemerintah, penguruan tinggi, dan berbagai pihak juga terkait dalam mengatasi tantangan dan memastikan keberlanjutan serta efektivitas program MBKM dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan partisipatif.

Referensi:

Wulandari, D. Dkk. (2022). Evaluasi Implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Di Tingkat Program Studi: Studi Di Universitas Paramadina. Jurnal Inquiri, Vol.13, No. 1 Juli 2022, Hal. 22 - 40 

Susilawati, N. 202). Merdeka Belajar Dan Kampus Merdeka Dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Humanisme. Jurnal Sikola, Vol. 2 (3): 203-219

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun