Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Kliwon yang Masih Diminati

8 Juli 2020   10:18 Diperbarui: 8 Juli 2020   10:22 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Photo: Koleksi Pribadi

Berbelanja di era milenial ini sudah umum lewat online, baik lewat aplikasi tokopedia, shopee, lazada, dan sebagainya. Terhitung gampang. Pesan, bayar, barang sampai rumah tanpa capek-capek kemana-mana. Harga pasti sudah pas. Syukur-syukur ada diskon.

Lalu bagaimana nasib pasar rakyat atau pasar tradisional? Apakah masih diminati?

Pagi tadi, saya melewati sebuah pasar rakyat di desa saya. Pasar Kliwon. Pasar ini terletak dekat Balai Desa Ngawis. Dekat dengan SLB Bakti Putra. 

Dari penglihatan saya, pasar ini tetap lestari keberadaannya. Setiap kliwon, pasti ramai penjual dan pembeli. Pembeli datang silih berganti. 

Orang yang memarkir motor di pinggir jalan juga banyak. Ya, mereka menunggu anggota keluarganya yang sedang berbelanja.

Seperti umumnya pasar, yang diperjualbelikan ya kebutuhan rumah tangga harian. Bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging ayam, tempe, puli tempe. Jamu-pun ada.

Apakah masih ada sistem "nyang-nyangan" atau "tawar menawar" harga dalam jual beli di pasar ini? Ya, namanya pasar rakyat. Tentu masih ada "nyang-nyangan" harga. Sampai harga disepakati antara penjual dan pembeli. 

O iya, jam pasar ini tidak seharian full. Hanya sekitar sampai jam 08.00 sudah "kukut". Sudah bubar. Uniknya di situ. Ya, seperti pasar rakyat lainnya seperti pasar pahing, pasar wage, pasar pon, dan pasar legi. Hanya saja, letak pasar-pasar ini berbeda. Misalkan pasar pahing di perempatan Karangmojo. 

Di pasar-pasar ini juga masih diminati masyarakat. Pembeli silih berganti datang dan pergi. Juga masih ada sistem "nyang-nyangan" harga. Jam pasar juga tidak seharian full. 

Hal ini menunjukkan, pasar-pasar rakyat atau tradisional ini masih laku. Masih diminati di tengah-tengah pasar modern. Di tengah-tengah ramainya pasar online. Ya, masih menggeliat di era modern ini.

Tapi mungkin bagi anak-anak muda memang tidak sebegitu antusias pergi ke pasar rakyat atau pasar tradisional. Karena ya ribetnya "nyang-nyangan". Jika tidak pintar-pintar menawar,bisa "keblondrong" harganya. Harga bisa jauh lebih mahal jika tak terbiasa dengan "nyang-nyangan" itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun