Mohon tunggu...
Zahro Nur Latifah
Zahro Nur Latifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Learning is'nt about when and where, cause actually you can do it anytime and anywhere

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kesenian Bantengan Khas Jawa Timur

11 November 2022   02:29 Diperbarui: 11 November 2022   02:33 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Meskipun sedikit mengerikan dan terasa menegangkan, namun penonton justru antusias ketika para pemeran pertunjukan mulai kesurupan dan mulai memancing emosi mereka hingga timbul kejar-kejaran antara pemain pertunjukan dengan para penonton. Para penonton terus bersiul untuk mendapatkan perhatian banteng atau pemeran pertunjukan. Kemudian mereka berlari untuk menghindari kejaran banteng.

Dalam pertunjukan Bantengan juga terdapat sesepuh dan tokoh pendekar. Proses pemanggilan dan mengembalikan arwah leluhur dalam pertunjukan Bantengan biasa di lakukan oleh sesepuh. Sedangkan tokoh pendekar bertugas untuk mengendalikan banteng dengan membawa cambuk atau pecut.

Sebelum memulai pertunjukan Bantengan terdapat upacara ritual yang harus dilakukan. Upacara ritual ini dilakukan untuk meminta izin pertunjukan Bantengan kepada arwah para leluhur dengan memanggil para arwah leluhur. Upacara ini juga dilakukan untuk menyeleksi arwah leluhur yang datang dan untuk memohon keselamatan.

Dalam pertunjukan Bantengan juga terdapat beberapa sesajian yang diyakini sebagai alat komunikasi dengan arwah leluhur. Beberapa sesajian tersebut antara lain adalah kelapa, pisang, beras, badek, satu batang rokok, satu bungkus bedak, satu butir telur ayam kampung, kacang merah, kembang boreh, joroh, uang sesaji sebesar Rp.500, bumbu dapur lengkap, kemenyan, dupa, dan kaca.

Pertunjukan Bantengan biasa digelar mulai acara kecil atau acara besar. Seperti acara sunatan, acara festival di desa, atau murni acara pertunjukan Bantengan. Pertunjukan biasnya dilakukan di lapangan atau bahkan di jalan kampung atau desa. Dilakukan pada siang hari dan ada beberapa yang juga dilakukan pada malam hari.

Jika diambil pesan moral, maka pesan moral yang terkandung dalam pertunjukan seni tradisional Bantengan ini antara lain seperti adanya nilai religius yang ada dalam mantra serta bacaan shalawat dalam pementasan, bacaan ayat suci Al-Quran biasanya juga digunakan untuk mengembalikan kesadaran para pemeran pertunjukan saat kesurupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun