Bismillahirrahmanirrahim
Gus Baha : Benarkah di surga boleh sholat
Setiap orang ingin sekali dekat dengan Allah. Kita ingin mrncintai Allah dan ingin Allah juga mencintai kita. Sebab banyak nikmat Allah yang trlah diberikan keoada kita manusia. Maka berbagai ibadah dilakukan kaum muslimin seperti sholat, puasa, zakat, haji dan perbuatan baik lainnya. Semuanya demi mendapat cinta dan ridho Allah sampai wushul kepada allah.Â
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Qur'an, LP3IA Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah Indonesia, KH Ahmad Bahauddin Nursalim Hafizahullah atau yang dikenal dengan nama Gus Baha menyampaikan bahwa orang orang yang wushul (sampai dan dekat) kepada Adalah orang orang yang menganggap bahwa taat kepada Allah swt itu adalah suatu kebutuhan.Â
Beliau bercerita  alkisah ada seorang wali yang ditawari Allah untuk masuk ke dalam surga. Wali itupun hanya bertanya satu hal, dia berkata Yaa Robbi apakah di surga ada dan diperkenankan untuk mrlakukan ibadah sholat. Allah pun mengatakan bahwa mengapa engkau bertanya demikian. Waliyullah ini pun menjawab bahwa apa baiknya hidup jika tanpa sholat. Dia mengatakan bahwa dia tidak sanggup hidup tanpa sujud kepada Allah. Ujar Ulama yang juga Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini
Padahal Allah memberitahu bahwa di surga itu banyak kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga ketika di dunia. Bahwa di surga ada bidadari bidadari yang cantik dan bermata jeli, serta berbagai rupa makanan yang enak. Allah mengatakan pada waliyullah tersebut bahwa dia adalah ahli surga dan dipersilahkan menikmati keindahan surga.Â
Akan tetapi waliyullah itu bersikukuh tetap bertanya dan memohon maaf kepada Allah dan bertanya kembali, bahwa apakah di surga ada sholat atau tidak. Waliyullah tersebut tidak bisa membayangkan hidup tanpa sholat. "Saya ini hamba Mu. Apabila tidak sujud kepada Mu hati saya tidak lega", ujar waliyullah tersebut. Allah pun menjawab, tidak apa apa jika kamu di surga beribadah sholat. Waliyullah tadi pun menjawab dia bersedia masuk surga jika ada sholat.Â
Gus Baha pun juga menegaskan bahwa dia pribadi tidak bisa membayangkan jika di surga tidak ada sholat. Bagaimana bisa di SurgaNya Allah hanya makan makanan enak dan bersama bidadari. Â Beliau tidak mengerti bagaimana pikirannya orang orang yang tidak ingin menyembah Allah Swt untuk sholat sekalipun di masa panen amalan yaitu di surga.Â
Padahal surga itu milik Allah Swt dan Dia yang memasukkan kita ke surga. tetapi, lanjut
Gus Baha beliau terheran heran mengapa ada orang yang malah tak acuh kepadaNya ketika masuk surga. Menikmati surga tanpa sowan kepada pemilik surga yaitu Allah Swt
Gus Baha, santri kinasih Ulama KH. Maimorn Zubair ini menjelaskan maka benarlah candaan para Waliyullah yaitu Abu Yazid Al Busthami atau Abul Qasim Al Junaidi ketika masuk surga dan ingin sekali bertemu murid muridnya. Dia sang Waliyullah itu ada di hadapan Allah Swt dan menatap wajah Allah yang sangat indah dan mempesona tak tergambarkan. Lalu Waliyullah ini bertanya kepada Allah, "Yaa Robb aku memiliki banyak murid dan mereka mencintaiku. Engkau pernah berkata jika mereka mencintaiku maka mereka juga akan masuk surga".Â
Allah pun menjawab bahwa para murid sang Waliyullah ini memang benar telah masuk surga. Tetapi mereka tidak melihat sang waliyullah ini di surga. Waliyullah ini pun bertanya, "bagaimana bisa begitu Yaa Allah". Allah menjawab bahwa mereka memang masuk surga namun sedang bersama bidadari dan makan makanan yang enak. Mereka melakukan itu secara terus menerus seperti itu. Sehingga mereka tidak sowan kepada Allah Swt sebagai pemilik Surga.Â
Mengetahui fenomena seperti itu Gus Baha pun bergumam Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Namun beliau mengatakan betapa buruknya sikap seperti itu, tetapi meskipun begitu Gus Baha memaklumi bahwa biar bagaimanapun mereka tetaplah ahli Surga.
Gus Baha pun mengulangi kembali kisah tersebut bahwa orang orang yang baik itu tidak bisa membayangkan hidup tanpa sujud kepada Allah. Bahwa penduduk surga tidak bisa jika tidak kangen kepada Allah. Maka benarlah kehidupan di akhirat kelak bahwa ada kisah orang yang masuk neraka namun tetap melakukan wirid dengan berdzikir Yaa Hanan Yaa Manan karena ingin tetap mengingat Allah.Â
"Sebab mengingat Allah itu kebutuhan seorang hamba. Sedangkan seburuk-buruknya manusia adalah yang tidak ingat kepada Allah. Maka dari itu ada istilah bahwa azab paling tinggi bagi seseorang itu adalah lupa kepada Allah, tutur Alumni Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang.
Ulama besar terdahulu Abul Qosum Al Junaidi menyatakan bahwa lupa kepada Allah adalah azab yang paling besar daripada neraka. Sebab hisabnya paling berat bagi ahli neraka itu ketika diberi khittob oleh Allah dimana Allah berkata bahwa saat ini Aku lupa kepada mu karena kamu lupa kepada Ku (Allah Swt). Sehingga menurutnya azab paling besar itu ketika kita lupa kepada Allah sehingga Allah enggan menyebut nama kita, naudzubillah.Â
Bahkan Gus Baha pun sangat takut dengan ayat itu. Beliau berkata bagaimana iika sampai Allah tidak menyebut nama beliau di ArsyNya Allah Swt. Beliau tak bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya. Bagaimana sedihnya jika pemilik langit dan bumi lupa kepada kita.Â
Maka dari itu inilah pentingnya mengaji. Terlepas dari alasan kita mengaji karena ingin menghilangkan sumpek atau sekedar menghibur diri. Akan tetapi tetapi jika kita mengaji, maka nama kita akan disebut oleh Allah Swt di ArsyNya. Sehingga Gus Baha berangan angan kelak ketika di surga nanti beliau tetap akan belajar dan mengajar sembari mencari dimana santri santri beliau ketika di dunia yang mengaji kepada beliau.
Wallahu A'lam
Dicatat dari ceramah Gus Baha pada channel youtube 'Santri Gayeng' yang berjudul
"Di Surga Ngapain Cuma Kelon"
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan. Semoga Allah Swt memanjangkan umur, memberkahi, meridhoi dan melindungi Guru Guru kita. Aamin yaa Allah yaa Robbal alaamiin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI