Allah pun menjawab bahwa para murid sang Waliyullah ini memang benar telah masuk surga. Tetapi mereka tidak melihat sang waliyullah ini di surga. Waliyullah ini pun bertanya, "bagaimana bisa begitu Yaa Allah". Allah menjawab bahwa mereka memang masuk surga namun sedang bersama bidadari dan makan makanan yang enak. Mereka melakukan itu secara terus menerus seperti itu. Sehingga mereka tidak sowan kepada Allah Swt sebagai pemilik Surga.Â
Mengetahui fenomena seperti itu Gus Baha pun bergumam Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Namun beliau mengatakan betapa buruknya sikap seperti itu, tetapi meskipun begitu Gus Baha memaklumi bahwa biar bagaimanapun mereka tetaplah ahli Surga.
Gus Baha pun mengulangi kembali kisah tersebut bahwa orang orang yang baik itu tidak bisa membayangkan hidup tanpa sujud kepada Allah. Bahwa penduduk surga tidak bisa jika tidak kangen kepada Allah. Maka benarlah kehidupan di akhirat kelak bahwa ada kisah orang yang masuk neraka namun tetap melakukan wirid dengan berdzikir Yaa Hanan Yaa Manan karena ingin tetap mengingat Allah.Â
"Sebab mengingat Allah itu kebutuhan seorang hamba. Sedangkan seburuk-buruknya manusia adalah yang tidak ingat kepada Allah. Maka dari itu ada istilah bahwa azab paling tinggi bagi seseorang itu adalah lupa kepada Allah, tutur Alumni Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang.
Ulama besar terdahulu Abul Qosum Al Junaidi menyatakan bahwa lupa kepada Allah adalah azab yang paling besar daripada neraka. Sebab hisabnya paling berat bagi ahli neraka itu ketika diberi khittob oleh Allah dimana Allah berkata bahwa saat ini Aku lupa kepada mu karena kamu lupa kepada Ku (Allah Swt). Sehingga menurutnya azab paling besar itu ketika kita lupa kepada Allah sehingga Allah enggan menyebut nama kita, naudzubillah.Â
Bahkan Gus Baha pun sangat takut dengan ayat itu. Beliau berkata bagaimana iika sampai Allah tidak menyebut nama beliau di ArsyNya Allah Swt. Beliau tak bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya. Bagaimana sedihnya jika pemilik langit dan bumi lupa kepada kita.Â
Maka dari itu inilah pentingnya mengaji. Terlepas dari alasan kita mengaji karena ingin menghilangkan sumpek atau sekedar menghibur diri. Akan tetapi tetapi jika kita mengaji, maka nama kita akan disebut oleh Allah Swt di ArsyNya. Sehingga Gus Baha berangan angan kelak ketika di surga nanti beliau tetap akan belajar dan mengajar sembari mencari dimana santri santri beliau ketika di dunia yang mengaji kepada beliau.
Wallahu A'lam
Dicatat dari ceramah Gus Baha pada channel youtube 'Santri Gayeng' yang berjudul
"Di Surga Ngapain Cuma Kelon"
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan. Semoga Allah Swt memanjangkan umur, memberkahi, meridhoi dan melindungi Guru Guru kita. Aamin yaa Allah yaa Robbal alaamiin