Mohon tunggu...
Zahra Safitri
Zahra Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - seorang anak perempuan

sukses

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibutakan oleh Uang

10 Maret 2021   09:29 Diperbarui: 10 Maret 2021   09:57 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dilansir dari detiknews bahwa terdapat 3 oknum polisi yang diduga mendapatkan uang setoran dari seorang bandar narkoba di Surabaya. Bandar narkoba itu bernama Ali Usman warga jalan Sidotopo Jaya itu biasa memasok narkoba dikawasan gang wayang di Semampir. Ali memberikan uang kepada 3 oknum polisi tersebut untuk melancarkan bisnis narkobanya. Ia selalu memberikan uang kepada oknum polisi sebesar Rp500,000 -- Rp1.000.000 setiap amplopnya, uang tersebut dikenal dengan 'japrem' atau jatah preman.

Pada saat ini saat dimana zaman yang serba sulit, menyebabkan orang-orang melakukan berbagai cara agar kebutuhannya terpenuhi. Semakin menurunnya tingkat orang-orang yang sadar akan hukum, serta orang-orang yang disiplin. Seolah-olah terbutakan oleh uang, beberapa orang selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Dikhawatirkan bangsa ini akan dicap sebagai bangsa yang dipenuhi dengan bangsa yang penuh dengan para pelanggar.

Salah satu kemungkinan penyebab yang memungkinkan terciptanya para pelanggar seperti 3 oknum polisi dan bandar narkoba tersebut, karena kebutuhan yang tidak sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan. Bandar narkoba yang bernama Ali ini mungkin terpaksa harus melakukan pekerjaan ini karena minimnya lapangan pekerjaan, sehingga Ali mau tak mau harus menjadi seorang bandar narkoba. Ali harus menghidupi keluarganya, karena ia takut pekerjaannya diketahui oleh para polisi akhirnya ia selalu memberikan setoran setiap bulannya kepada polisi yang dipercayainya.

3 oknum polisi ini karena lalai akan pekerjaannya, ia tergiur akan uang yang ditawarkan Ali. Tak hanya menyetorkan uang kepada para oknum itu, Ali pun berkamuflase menjadi seorang pedagang baju agar keberadaanya sebagai pengedar narkoba tidak terendus oleh polisi. Dari pendapatannya itu Ali dapat membeli dua mobil dan satu motor, bahkan Ali sanggup membeli sebuah pistol dari situs online seharga Rp15.000.000,-.

Dari berita tersebut bahwa sebaik-baiknya kita menutupi suatu hal, akhirnya pasti akan ketahuan. Lakukan pekerjaan yang tidak merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk apa kita berusaha secara mati-matian untuk menghasilkan uang tetapi dengan cara yang salah.  Tidak ada alasan untuk membenarkan perilaku Ali bahkan 3 oknum polisi tersebut.

Masyarakat yang mudah tergiur bahkan dibutakan oleh uang, sudah seharusnya kita saling mengingatkan. Kita hidup disebuah negara hukum, ketika orang yang bersalah harus dihukum sesuai ketentuan yang ada. Baik itu para masyarakatnya maupun para pejabat petinggi negeri ketika mereka bersalah mereka harus tetap dihukum, karena hukum tidak memandang siapa orangnya. Berikan contoh yang baik untuk para penerus bangsa, agar kejadian ini atau bahkan kejadian yang lebih buruk lagi tidak terulang kembali. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun