Mohon tunggu...
zahran iqbalal
zahran iqbalal Mohon Tunggu... Petani - penulis

warga sipil biasa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Susah Berhenti Main Judi Online Padahal Kalah

26 Februari 2024   15:59 Diperbarui: 26 Februari 2024   15:59 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adiksi bermain judi (foto: visualnusantara.com)

Masalah sosial di indo sudah sangat banyak sekali dan akan sangat panjang sekali jika membahasnya satu persatu. Tapi diantara semua masalah, ada satu masalah yang kronis dan akut, yakni judi online

Dilansir dari video Youtube Ferry Irwandi, dari satu web judi online saja negara sudah rugi sekitar 27 Triliun, dan bisa dibayangkan berapa ratus situs judi online yang sudah tumbuh subur di Indonesia. Jadi bisa dibayangkan berapa besar negara merugi karena judi online.

Dampak pada masyarakat sangat parah, bahkan sampai ada yang harus kehilangan nyawa juga menyangkut nyawa orang lain. Seperti suami melukai istri, seorang ibu jadi korban kekejaman anaknya dan lain sebagainya, bisa Anda cari beritanya di Google.

Judi online adalah sebuah masalah serius dan mari kita identifikasi masalah agar bisa menemukan pokok permasalahan kenapa orang tidak mau atau susah berhenti main judi online.

Mengapa Orang Sulit Berhenti Main Judi Online

Pernahkah kamu mendengar cerita seseorang atau mungkin saudara yang bisa dibilang sukses, memiliki karir baik, keluarga yang harmonis ekonomi aman dan semua hal baik lainnya bahkan di usia yang masih muda.


Kemudian dia mengenal judi online. Lalu semua kehidupan yang dia miliki berubah menjadi kelam. Keluarga berantakan harta benda habis, bahkan harta benda istri dan harta benda keluarganya juga habis.

Harta digadaikan, barang dijual, pinjam sana-sini, dikejar-kejar orang kena hukum dan semua yang sudah dia miliki selama ini hilang seketika. Dan itu terjadi karena terkena judi online. Sekarang zaman sudah semakin canggih dan bisa akses situs judi online lebih mudah, bahkan dengan smartphone, bisa bermain kapan saja dan dimana saja. Berarti kemungkinan daya rusaknya juga lebih parah.

Apakah judi online sangat parah dampaknya? banyak sekali berita di internet penggelapan uang, pencuriaan dan berbagai kejahatan yang pada ujungnya untuk bermain judi online. Misal kasus terbaru, honor petugas KPPS sebanyak 115 juta dibawa kabur untuk bermain judi online.

Misal saat kamu bepergian kemanapun, saat melihat orang sedang tidak melakukan apa-apa dari berbagai lapisan masyarakat. Mereka akan memainkan game yang tampilannya sama, yang sebenarnya bukan game. Atau ada anggota DPRD saat sedang rapat malah bermain slot. Hampir semua lapisan masyarakat bermain.

Memahami Logika Pemain Judi Online

Memahami pikiran pemain judi online yang tidak mau berhenti bermain padahal kalah sebenarnya sangat kompleks. Ternyata bermain judi online membuat adiktif, memunculkan adrenalin & endorfin yang diproduksi tubuh saat bermain mencari sensasi menang dll

Orang seringkali mengelompokan adiksi judi online sama dengan rokok, alkohol dan hal-hal lain. Namun sepertinya ada hal lebih besar dari sebuah adiksi kenapa orang tidak mau berhenti main judi online?

Fakta orang tidak berhenti main judi online, ternyata lebih dari sekedar adiksi. Misal, seorang perokok yang sedang merokok, mendapatkan rasa rileks, kebahagiaan sesaat, dopamin, endorfin dll.

Dalam judi sensasi itu muncul saat menang, mendapatkan jackpot dan lain sebagainya. Namun bukan cuma itu, ada motif ada reaksi emosional dll. Jadi faktor pengikatnya bukan cuma itu saja.

Dalam bermain judi online, lebih kompleks dan berbeda. Penjudi berpikir secara irasional dan memicu semua watak buruk yang menjadi sifat alamiah manusia. Itulah yang membuat seorang penjudi susah sekali untuk berhenti bermain.

Misalnya, seseorang yang sudah tahu dan paham bahwa judi online itu bohong, bisa membuat kalah dan menderita. Namun lama kelamaan dia akan merasa bahwa yang kalah kan orang lain, kalau saya sepertinya tidak akan kalah. Karena sifat watak manusia yang merasa lebih unggul dari manusia lain, sedikit lebih beruntung, sedikit lebih baik dan lain sebagainya.

Bahkan merasa bisa mengontrol diri sendiri ketika bermain judi atau kalah. Dan sifat-sifat tersebut membuatnya memutuskan untuk Deposit, dengan asumsi hanya untuk main-main saja dan uang yang disiapkan ini uang siap kalah. Makanya bermain dengan santai dan bermain dalam nominal kecil untuk kesenangan saja dan syukur-syukur kalau menang.

Pada awalnya bermain dengan sangat bagus namun pada akhirnya kalah, uang satu juta yang disiapkan hilang. Dan dari sini mulai muncul watak buruk yang lain. Marah kecewa dan merasa nyaris menang sehingga pride merasa lebih unggul dari manusia lain terusik, karena tidak ada manusia yang suka dikatakan pecundang atau dipecundangi.

Lalu karena kalah dan merasa di rekening masih ada, ia mulai depo lagi untuk bermain lagi. Dalam permainan kedua ini, secara tidak sadar, gaya permainan nya berubah. Dari yang biasanya bermain bet rendah, kini mulai ditambah, bermain lebih agresif dan akhirnya kalah lagi. Begitu seterusnya sampai kehilangan semua yang dia miliki.

Jadi, sebagian besar dorongan bermain judi online terus menerus bahkan saat kalah itu bukan hanya dari adiksi, tapi juga ilusi yang muncul bahwa modal bermain bisa balik. Dari yang awal kehilangan satu juta, jadi dua juta hilang, lima juta hilang bahkan sampai semuanya hilang dan itu terjadi di banyak orang.

Meskipun dalam permainan sempat menang, namun pada akhirnya hasilnya akan tetap sama aja. Seorang penjudi akan terus bermain dan acuan berhenti bukan pada titik menangnya, tapi titik kalahnya, itulah yang membuat pemain judi berkali-kali bermain.

Karena ketika menang, pemain akan merasa sudah untung dan memiliki banyak modal untuk bermain lagi. Lama kelamaan dia akan menjadi rakus, tamak, serakah. Semakin tergoda untuk menggandakan semua keuntungan yang dia miliki, bahkan sampai semua profit yang dimiliki hilang semua.

Semua akan semakin parah ketika semua yang dimiliki sudah habis, namun perasaan tidak terima masih ada. Akhirnya melakukan sesuatu yang buruk seperti mencuri, menggunakan pinjol, berhutang ke teman, saudara dll. Hal inilah yang akhirnya merusak kehidupan seseorang bahkan perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun