Halo gengs!
Kalau ngomongin Jogja, pasti banyak yang langsung inget Malioboro, Gudeg, atau Candi Prambanan. Tapi ada satu ikon yang nggak boleh kelewat: Gunung Merapi. Yup, gunung ini bukan cuma jadi latar belakang pemandangan keren buat warga Jogja, tapi juga punya cerita sejarah, budaya, sampai mistis yang udah melekat banget di kehidupan masyarakat lokal.
Merapi tuh semacam "ratu" buat Jogja: anggun, berwibawa, tapi kadang bisa meledak juga kalau lagi bad mood. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang gunung ini---bukan dari sisi seremnya aja, tapi juga dari sisi budaya, spiritual, dan sisi humanisnya. Let's gooo!
Sekilas Tentang Gunung Merapi, Gunung Merapi terletak di perbatasan antara Provinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah. Secara administratif, Merapi masuk wilayah Kabupaten Sleman (DIY), serta Klaten, Magelang, dan Boyolali (Jateng).
Dengan ketinggian sekitar 2.930 meter di atas permukaan laut, Merapi adalah salah satu gunung api paling aktif di dunia. Tapi justru karena statusnya yang aktif itulah, gunung ini menarik perhatian para ilmuwan, wisatawan, dan tentu saja---warga lokal yang hidup di sekitarnya.
Sejarah Erupsi yang Gak Pernah Lupa, Gunung Merapi udah meletus lebih dari 80 kali sejak abad ke-16. Tapi beberapa erupsi besar yang masih membekas di ingatan banyak orang adalah:
Erupsi tahun 2006: meskipun tidak sebesar 2010, tapi tetap memakan korban jiwa dan kerugian besar.
Erupsi besar tahun 2010: ini salah satu yang paling dahsyat dalam sejarah modern. Korban jiwa mencapai ratusan orang, dan ribuan warga harus mengungsi. Erupsi ini juga merenggut nyawa Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi yang sangat dihormati.
Setiap kali Merapi meletus, ada rasa takut yang muncul. Tapi anehnya, banyak warga lereng Merapi memilih tetap tinggal, bahkan setelah rumah mereka hancur. Bukan karena nekat, tapi karena mereka merasa Merapi itu bagian dari hidup mereka, dan udah kayak "ibu" yang harus dihormati.
Merapi dan Budaya Jawa: Antara Mistis dan Filosofis. Dalam kepercayaan Jawa, Gunung Merapi dianggap sebagai bagian dari poros imajiner sakral yang menghubungkan Pantai Selatan -- Keraton Yogyakarta -- Gunung Merapi. Tiga titik ini membentuk garis lurus yang dianggap sebagai jalur energi spiritual.