Mohon tunggu...
Zahira Shafa
Zahira Shafa Mohon Tunggu... mahasiswa

sesuatu yang membuat bahagia adalah pencapaian diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalanan Kita, Nyawa Kita : Mengapa Keselamatan Transportasi Masih Menjadi Masalah?

15 Juli 2025   10:00 Diperbarui: 22 Juli 2025   00:04 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret kecelakaan lalu lintas: Risiko nyata di balik setiap perjalanan harian ( Artikel Alodokter)

Oleh : Zahira Shafa

Bayangkan setiap hari kita mengendarai motor atau mobil dengan perasaan was-was. Bukan karena takut telat masuk kerja, tapi karena takut tidak pulang dengan selamat. Di Indonesia, berkendara bukan hanya soal mencapai tujuan, tapi juga perjuangan untuk tetap hidup.

Data Korlantas Polri mencatat, sepanjang tahun 2024 saja, lebih dari 20 ribu nyawa melayang akibat kecelakaan lalu lintas. Artinya, setiap harinya ada puluhan orang yang tidak kembali ke rumah mereka. Lebih menyedihkan lagi, sebagian besar korban berasal dari kalangan produktif---mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Tragedi di jalan bukan lagi hal yang luar biasa, tapi telah menjadi rutinitas yang menyedihkan.

Masalah keselamatan transportasi jalan memang sudah lama membayangi Indonesia. Jalan rusak dan berlubang masih banyak ditemui, terutama di daerah-daerah luar kota besar. Banyak lampu lalu lintas yang mati, marka jalan yang tidak terlihat jelas, dan rambu yang minim. Padahal, kondisi jalan yang buruk adalah salah satu faktor penyebab utama kecelakaan.

Namun, kita juga harus jujur bahwa banyak pengendara di Indonesia masih abai terhadap keselamatan. Mengendarai motor tanpa helm, menerobos lampu merah, menggunakan ponsel saat menyetir, bahkan berkendara dalam keadaan mabuk---semua ini terjadi setiap hari di jalanan. Keselamatan sering dikalahkan oleh ego, terburu-buru, atau sekadar merasa "sudah biasa".

Budaya berkendara aman belum menjadi kesadaran kolektif. Kita masih melihat anak-anak naik motor tanpa SIM, atau sopir angkutan umum yang ugal-ugalan demi mengejar setoran. Pendidikan keselamatan lalu lintas juga belum menjadi bagian penting dari sistem pendidikan kita. Padahal, di banyak negara lain, anak-anak sudah diajarkan etika berlalu lintas sejak bangku sekolah dasar.

Pemerintah, tentu saja, punya andil besar dalam menciptakan sistem transportasi jalan yang aman. Perbaikan infrastruktur jalan, pengadaan transportasi publik yang layak, hingga penegakan hukum yang tegas harus menjadi prioritas. Namun, seringkali upaya ini bersifat reaktif, bukan preventif. Baru ada tindakan setelah kecelakaan viral atau korban jatuh dalam jumlah besar.

Kita pun terlalu sering mencari kambing hitam setelah tragedi terjadi. Padahal, keselamatan jalan adalah tanggung jawab bersama. Mulai dari pembuat kebijakan, aparat penegak hukum, hingga masyarakat biasa. Jika satu rantai saja lemah, maka seluruh sistem akan runtuh.

Transportasi jalan semestinya menjadi urat nadi pembangunan. Tapi bagaimana bisa kita membangun masa depan jika nyawa masyarakat terancam setiap harinya di jalanan? Ironis rasanya, di saat negara lain berlomba menciptakan kota yang ramah pejalan kaki dan pengendara sepeda, kita masih sibuk membenahi lubang jalan dan memperbaiki jembatan ambruk.

Saatnya kita menyadari, bahwa keselamatan tidak bisa ditawar-tawar. Memakai helm, menggunakan sabuk pengaman, mengikuti aturan lalu lintas---hal-hal sederhana ini bisa menyelamatkan nyawa. Pemerintah perlu meningkatkan anggaran untuk infrastruktur jalan dan memperluas kampanye keselamatan lalu lintas, terutama di daerah-daerah dengan angka kecelakaan tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun