Baru-baru ini viral seorang guru mengaji kampung yang dituntut puluhan juta oleh orangtua murid karena memukul anaknya. Alih-alih mendapatkan terima kasih dan imbalan yang sepadan, guru tersebut justru mendapat perundungan dan kriminalisasi. Kejadian tersebut bukan hanya pertama kali di Indonesia. Ada banyak kejadian serupa yang terliput dan luput oleh media. Dengan rendahnya gaji yang diterima tentu tidak sebanding dengan tuntutan dan risiko yang diterima.
Profesi guru bagi penulis seperti diibaratkan koin yang memiliki dua sisi. Ada sisi angka dan ada sisi gambar. Terkadang kita hanya melihat satu sisi. Hal itu wajar karena kita melempar koin tersebut dan membiarkannya terjatuh di tanah. Sehingga yang kita lihat hanya satu sisi saja.
Penulis juga saat ini juga berprofesi sebagai guru. Terkadang penulis menjadi sisi gambar pada koin. Penulis mengganggap profesi guru adalah profesi penuh pengabdian, berjiwa tulus dan ikhlas. Profesi guru adalah pekerjaan mulia karena menjadi guru berarti turut ikut mencerdaskan bangsa dan mendidik anak menjadi pribadi yang beraklak mulia. Namun penulis juga tidak menampik bahwa penulis kadang menjadi sisi angka pada koin. Penulis beranggapan profesi guru adalah sebuah pekerjaan yang menghasilkan uang. Pekerjaan guru harus mendapatkan upah atau gaji yang sepadan. Bagaimanapun seorang guru juga manusia biasa yang membutuhkan uang untuk keberlangsungan hidupnya.
Dua sisi koin tersebut selalu berdampingan dalam hidup penulis. Ada kalanya ketika melempar koin penulis mendapatkan koin dengan sisi gambar dan ada kalanya pula penulis mendapatkan koin dengan sisi angka. Penulis tidak bisa mengetahui dengan pasti sisi koin apa yang didapat. Namun penulis memiliki kuasa untuk melempar koin tersebut atau tidak. Jika penulis mendapatkan sisi koin yang tidak penulis inginkan, penulis tinggal melempar kembali untuk mendapatkan sisi yang diinginkan. Ketika sudah mendapatkan sisi koin yang diinginkan penulis tinggal menyimpan koin tersebut didalam saku.
Hal serupa sebenarnya juga terjadi pada profesi guru. Seorang guru bisa saja menentukan ia menjadi pribadi yang berjiwa tulus atau pribadi yang berjiwa fulus. Menjadi guru bukan berarti anda hanya sekedar datang ke sekolah, mengajar lalu pulang dan menerima gaji diawal bulan. Meskipun sekali lagi, penulis tidak akan membuang sisi koin angka karena guru juga manusia ekonomi. Ada banyak bagian pendidikan yang tidak boleh terlewatkan oleh guru, bagaimana membentuk pribadi anak menjadi pribadi yang mulia, membangun setiap potensi yang ada pada diri anak, turut andil dalam meningkatkan sarana dan psarana yang ada di sekolah serta berkontribusi pada asosiasi atau kelompok kerja guru dan tidak kalah penting menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Namun sekali lagi, jangan buang sisi koin angka. Tetaplah bahagia, hidup dengan wajar dan waras.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI