Mohon tunggu...
Zaenal Arifin
Zaenal Arifin Mohon Tunggu... Guru - Kawula Alit

Guru matematika SMP di Banyuwangi, Jawa Timur. Sedang masa belajar menulis. Menulis apa saja. Apa saja ditulis. Siap menerima kritikan. Email: zaenal.math@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Matinya Seorang Penulis

23 Maret 2019   10:00 Diperbarui: 24 Maret 2019   11:25 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lazim diketahui khalayak, penulis mempunyai karakter. Memiliki caranya sendiri. Bahasa dan diksinya khas. Tidak sama penulis satu dengan yang lain. Cara pengungkapan idenya tidak mesti stagnan, sopan, bisa jadi liar. Sulit dipegang, lunyu, absurb, kadang juga absurd. Tidak karuan, tak disangka. Sampai titik terakhir, baru Pembaca dapat menyimpulkan. Itupun belum tentu sesuai maksud dan tujuan si penulis.

Ada bedah tulisan, obrak-abrik buku, press conference. Ya, tentu untuk penjelasan bagi pembaca setia. Harapannya meluruskan. Menyelaraskan. Agar maksud tulisan sesuai yang diinginkan pembuatnya. Supaya presisi, pemahaman pembacanya.

 Namun terkadang, pembaca tidak menerima penjelasan. Memaksa maksud tulisan. Aneh tapi nyata. Pembaca menghendaki makna tulisan yang tidak dibuatnya. Harus begini, maksudnya begitu. Dan seterusnya, seperti korektor soal uraian.

Mbokyo Pembaca membuat tulisan tandingan. Lebih elegan, lebih berkarakter. Lebih mak nyuss! menggeliatkan budaya tulis baca. Mensukseskan Gerakan Literasi Nasional. Mendongkrak rangking Negara Indonesia. Dalam budaya tulis baca. Setidaknya menurut lembaga survei internasional, sekaliber PISA (Programme International Student Assessment).

 Sejak zaman bahaula, ini sudah ada. Sitor Situmorang dipenjara gara-gara buku sastranya, berjudul "Sastra Revolusioner." Dianggap mendukung Presiden Sukarno. Dikira menyetujui faham komunis. Dia mendekam dalam jeruji besi tahun 1967-1974. Sastrawan angkatan '45 ini meninggal dunia di  Belanda. Bulan Desember 2014, dalam usia 91 tahun. 

Siapa tidak kenal Sastrawan berikut ini. Mbah Pram (Pramoedya Ananta Toer) dipenjara gara-gara tulisan dan pemikirannya. Tulisan-tulisannya banyak dijadikan rujukan. Nasihat-nasihat, qoutes nya, jadi pelepas dahaga para penulis. Penggerak, motivasi, spirit penulis pemula. Salah satu quote dari pria kelahiran Blora Jawa Tengah tahun 1925, yang saya sukai adalah "Semuanya harus ditulis. Apa pun. Jangan takut tidak dibaca, atau tidak diterima penerbit. Yang penting tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna." Pada tahun 60-an, Beliau dicekal dan dipenjara di Pulau Buru. Buku-buku karyanya dibumi hanguskan dan dilarang beredar. Pria yang meninggal pada usia 81 tahun ini adalah sastrawan produktif. Karyanya mencapai 51 buah, dan sudah diterjemahkan ke dalam 14 bahasa asing. 

Atau guru yang belajar menulis seperti saya. Nasihat orang bijak, "Biarlah Anjing Menggonggong, Kafilah Tetap Berlalu." (*)

 #Curhat Ala Kang Guru Belajar Menulis.
 23 Maret 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun