Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perihal PKS Dukung Nasdem Capreskan Anies, Ternyata Baru Sebatas Usulan

10 Desember 2022   11:20 Diperbarui: 27 Desember 2022   17:42 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juru Bicara PKS M. Kholid Menyampaikan Usulan Nasdem Masih Akan Dibicarakan Oleh Majelis Syuro, Sumber Foto Kompas.com

Sebagaimana gembar-gembor selama ini, Nasdem senantiasa menyampaikan urusan pertemanan dengan Demokrat dan PKS sudah Fix. Gabungan tiga partai yang rencananya punya nama Koalisi Perubahan tak ada masalah. Terus jalan dan tinggal deklarasi. Untuk pada akhirnya nanti, ketika sudah dibuka tinggal daftarkan paket kandidat capres-cawapres ke KPU.

Mengutip tayangan Kompas.com 09/12/2022, Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choiri atau Gus Choi menyatakan Koalisi Perubahan sudah disepakati oleh ketiga partai. Kata Gus Choi secara rinci, "Jadi sudah disepakati berkoalisi, Koalisi Perubahan itu sudah sepakat, sudah final. Koalisi tiga partai Nasdem, Demokrat, PKS itu final. Itu sudah sepakat".

Namun pernyataan Gus Choi tak di nyana langsung dibantah oleh PKS. Adalah Juru Bicara partai bernama M. Kholid yang melakukannya. Disarikan dari sumber yang sama, menurut M. Kholid PKS masih menunggu hasil keputusan yang nanti akan dikeluarkan oleh Majelis Syuro. Baik tentang calon presiden maupun dengan siapa hendak jalin koalisi.

Melihat fakta itu, apa yang sering disampaikan oleh elit Nasdem selama ini, bahwa kondisi pertemanan tiga partai baik-baik saja, ternyata bagai isapan jempol yang biasa dilakukan anak bayi. Terasa menikmati susu ibu. Padahal yang ditelan hanya air liur sendiri. Dengan kata lain, pernyataan Gus Choi diatas bukan keputusan resmi ketiga partai. Namun baru sebatas usulan sepihak partai milik Surya Paloh.

Artinya, eksistensi Koalisi Perubahan masih ngambang. PKS, dan mungkin juga Demokrat, belum mengeluarkan keputusan resmi secara kelembagaan untuk berkawan dengan Nasdem. Karena itu, bisa dikatakan hingga saat ini Nasdem tetap sendirian. Buntutnya, tak cukup syarat mendaftarkan Anies Baswedan sebagai capres ke KPU. Nah lhoo, gimana ini Masbrow..

Dalam rangka upaya koalisi, ketiga elit partai memang aktif mengadakan rapat. Tempatnya pun pindah-pindah. Kapan hari Anies bahkan terpantau ketemu dengan para pengurus Nasdem, Demokrat dan PKS tingkat wilayah Jawa Tengah. Pertanyaannya sekarang, apa sebenarnya yang sudah dihasilkan dari berkali-kali ketemuan itu..? Apa cuma sukses menikmati kopi dan bicara ngalor ngidul..?

Bisa jadi begitu. Yang jelas fakta menunjukkan. Meski intens ketemu, wujud Koalisi Perubahan saat ini cuma klaim. Tujuannya, saya yakin hanya sekedar memunculkan kesan. Agar konstituen ketiga partai tak bergejolak. Perasaan jadi tenang. Juga menjaga image positif bagi pendukung Anies Baswedan. Agar tetap punya keyakinan tinggi jagoannya dijamin dapat tiket daftar ke KPU.

Di dunia politik, dalam rangka menggaet pemilih, dengan cara menanamkan keyakinan lewat introdusir kesan, merupakan langkah penting. Sudah biasa itu. Seringkali pula jadi prioritas utama dari berbagai strategi. Mungkin sebagai salah satu bentuk aplikasi dari kalimat yang beken diucapkan oleh muda-mudi yang sedang cari pasangan. Kata mereka, "Kesan Pertama Sungguh Menggoda".

Maka tak heran, dalam rangka memunculkan kesan positif propaganda dan intrik atau hal-hal sejenis jadi pilihan diantara beberapa cara. Bisa jadi karena lebih efektif kasih pengaruh. Kalau perlu ngehoaks juga tak masalah. Yang penting, target merubah dan mempertahankan pilihan sukses terwujud sesuai rencana.

Karena itu, mendapati kenyataan adanya bantahan Juru Bicara PKS M. Kholid atas klaim Gus Choi yang terkesan hoaks, sikap terbaik kita selaku pemilik suara adalah tunggu episode berikutnya. Jangan dulu percaya. Apalagi hingga menjatuhkan pilihan. Sebab kalau kita kesusu ambil sikap, khawatir terombang-ambing oleh permainan mereka para politisi. Ingat, kitalah penentu akhirnya lewat coblosan di kertas suara. Bukan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun