Pasar Splendid bukan hanya sekadar pasar tradisional yang merupakan oase keseharian dan keindahan di tengah gemericik kota. Setiap sudutnya menceritakan kisah: dari riuhnya kicau burung, kilau warna bunga hingga riak ikan hias, semuanya menyatu dalam keramaian yang memikat. Pengalaman ini mengajak kita merasakan hakikat kehidupan: riuh, berwarna, dan penuh cerita.
Tak terasa senja tiba. Lapak-lapak burung, ikan, aneka hewan peliharaan, dan pasar bunga mulai melipat hari. Lampu-lampu dinyalakan, menyala bersama lapak-lapak penjual makanan hewan dan bunga-bunga krans yang masih buka hingga malam tiba.
Sejenak aku merenung dan memori di kepalaku kembali membuka cerita masa kecilku. Jika pagi sampai sore tempat ini merupakan pasar burung dan pasar hewan, maka malam hari berganti menjadi Pasa Senggol yang dipenuhi aneka penjual, baik makanan atau aneka rupa barang dan mainan.
Terngiang di kepalaku nyanyian Chicha Koeswoyo dan Adi Bing Slamet mengalun keras dari salah satu kios kaset pita yang membuat hatiku riang. Terbayang banyak orang berjajar antre di depot terang bulan dan martabak jadul dan legenda M*A yang ada sejak 1967 hingga kini masih ada di sana. Harganya tetap murah, cukup 3.000,- hingga 7.000 rupiah saja.Â
Hmmmm, yuk jalan dan jajan di sana... Salam Lestari! (Yy).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI