Beberapa pengelola muda Lembah Tumpang bahkan menjajaki kerja sama dengan sekolah-sekolah di Malang dan sekitarnya, agar kunjungan edukasi ke Lembah Tumpang masuk dalam program wajib studi budaya.
Pesan untuk Generasi Muda
Lembah Tumpang hadir sebagai pengingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenang sejarahnya. Tempat ini mengajarkan bahwa kecintaan pada budaya tidak hanya sebatas mengenal nama-nama kerajaan atau candi, tetapi juga memahami nilai-nilai luhur yang diwariskan: gotong royong, kesederhanaan, spiritualitas, dan keselarasan dengan alam.
Di tengah tantangan zaman modern, kita diajak untuk tidak melupakan akar kita. Seperti pesan tersirat di setiap sudut Lembah Tumpang: “sejarah adalah cermin, budaya adalah jiwa”. Tanpa keduanya, kita hanyalah bangsa tanpa arah.
Lembah Tumpang bukan sekadar tempat wisata, tetapi ruang pembelajaran, penghayatan, dan perenungan. Sebuah karya yang lahir dari cinta, untuk mengajak kita menyelami kebesaran sejarah bangsa sendiri. Berkunjung ke sana, kita tidak hanya memandang batu-batu tua dalam wujud baru, tetapi juga diajak bercermin: sudahkah kita benar-benar mencintai warisan budaya kita? (Yy).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI