Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Paus Fransiskus: Bapa yang Dekat di Hati, Wafat dengan Damai di Hari Paskah

21 April 2025   17:00 Diperbarui: 22 April 2025   18:36 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Paus Fransiskus (VATICAN MEDIA/AFP via Kompas.id)

"Kita tidak boleh mengkhawatirkan diri kita sendiri." - Paus Fransiskus 

Hari Raya Paskah tahun ini terasa begitu syahdu. Di tengah sukacita merayakan kebangkitan Kristus, dunia juga melepas kepergian seorang tokoh yang begitu berarti, Bapa Paus Fransiskus. 

Tangis pun pecah tak terkendali, seakan tiada percaya ketika notifikasi live YouTube KompasTV menyiarkan berita nestapa ini. Jemari pun bergetar, seiring tetes air mata tersurat kenangan betapa saya pernah merasa begitu dekat meski tak bersitatap.

Bapa Fransiskus meninggal dunia dengan damai di usia 88 tahun. Kepergiannya diiringi doa umat dari berbagai penjuru dunia, tepat di hari yang menjadi inti iman Kristiani yakni hari Paskah; kebangkitan dan harapan.

Pope Francis - Photo by Daniel Ibanēz @ncregister.com
Pope Francis - Photo by Daniel Ibanēz @ncregister.com

Paus Pertama Jesuit 

Sejak terpilih menjadi Paus ke-266 pada tahun 2013, Jorge Mario Bergoglio yang dikenal dunia sebagai Paus Fransiskus, menjadi simbol kesederhanaan dan kasih yang nyata. 

Beliau adalah paus pertama dari ordo Jesuit, juga paus pertama yang berasal dari Benua Amerika. Namun, yang membuatnya paling istimewa adalah caranya mencintai umat: dengan menjadi dekat, merangkul, mendengar, dan hadir tanpa sekat.

 Salah satu tulisanku tentang lukisan AI karya Denny JA Ketua Estorika Forum Spiritualitas - Dokpri
 Salah satu tulisanku tentang lukisan AI karya Denny JA Ketua Estorika Forum Spiritualitas - Dokpri

Saya selalu menyematkan kata-kata atau nasehat beliau sebagai motivasi hidup dalam tulisan-tulisan saya. Kata-katanya bukan hanya indah, tapi menyejukkan. Saya pribadi pernah begitu tersentuh oleh ucapannya: 

“Kita tidak boleh takut untuk menjadi lembut. Lembut dan rendah hati tidak berarti lemah.”

Kalimat itu saya simpan, saya bawa dalam doa, dan menjadi bekal dalam menjalani hidup sehari-hari; terutama saat merasa rapuh. 

Bapa yang Dekat di Hati

Saya pernah begitu merasa dekat dengan beliau ketika saya mengikuti kompetisi menulis surat kepada Paus Fransiskus. Dalam surat itu, saya mencurahkan isi hati saya tentang harapan, perjuangan iman, dan kerinduan akan damai laksana anak berkeluh kesah pada Bapaknya. 

Saat suratku untuk Paus Fransiskus masuk 4 besar - Dokumentasi pribadi 
Saat suratku untuk Paus Fransiskus masuk 4 besar - Dokumentasi pribadi 

Saya juga bersyukur dan sangat terharu, surat saya terpilih masuk empat besar dan dimuat dalam sebuah buku antologi yang disusun untuk menyambut kunjungan Paus ke Indonesia. 

Meskipun saya tidak berkesempatan bertemu beliau secara langsung saat itu, ada rasa haru dan syukur yang luar biasa karena buku yang memuat surat saya dibawa Bapa Paus kembali ke Vatikan. Saya percaya, beliau membacanya. Melalui itu, saya merasa seolah didengar dan dipeluk dari kejauhan.

Wafat dengan Damai di Hari Paskah 

Hari ini, 21 April 2025, beliau kembali ke rumah Bapa yang kekal. Saya merenungi kembali kata-katanya yang pernah menguatkan: 

“Jangan pernah biarkan harapan dicuri dari hatimu.”

Ada hati yang tersayat, ada dada yang tersesak karena kepergiannya. Namun, meskipun beliau telah tiada, harapan itu justru tumbuh semakin besar, karena hidup yang beliau jalani adalah kesaksian nyata akan kasih Kristus yang lembut namun kuat.

Kesederhanaan, kesetiaan, ketaatan, dan kepeduliannya kepada kaum papa menjadi jejak dan tanda yang tertinggal dan membekas sepanjang masa.

Kolase kenangan piagam berkat Paus Fransiskus di Tahun Yubelium 2016 - Dokumentasi pribadi 
Kolase kenangan piagam berkat Paus Fransiskus di Tahun Yubelium 2016 - Dokumentasi pribadi 

Selamat jalan, Bapa Paus Fransiskus. Engkau telah menyelesaikan pertandingan dengan setia. Terima kasih telah menjadi Bapa yang hadir bukan hanya di altar, tapi juga di hati begitu banyak umat, termasuk saya yang selalu merasa begitu dekat denganmu. (Yy)

 "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman" - 2 Timotius 4:7

Rest in Love Pope Francis 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun