Sebaik-baiknya maksud atau tujuan membuat sebuah konten atau cuitan di media sosial, jika kita sedikit saja melakukan kesalahan atau dengan alibi sebagai sebuah candaan akan menuai cercaan tiada ampun oleh sebagian orang yang merasa tersinggung.
Mahyar Tousi telah melakukan kesalahan fatal dengan menyebut "pakaian apa yang dikenakan oleh para idiot" dalam cuitannya. Ia telah menghina batik Indonesia dan ini menyinggung perasaan warga Indonesia, sedangkan telah kita ketahui bersama bahwa netizen +62 adalah jago "ngrujak" atau mengecam seperti bombardir siapa saja yang berani menghina harga dirinya sebagai warganegara Indonesia.
Kebenaran Fakta MicrosoftÂ
Kekuatan "ngrujak" oleh netizen +62 ini menguatkan hasil riset Microsoft yang menjadi trending di Twitter pada bulan Februari 2021 lalu yang merilis laporan terbaru Digital Civility Index (DCI).
Riset Microsoft menyebutkan bahwa netizen Indonesia adalah warganet yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Setelah riset ini dirilis di media sosialnya, Microsoft juga benar-benar membuktikan kebenaran risetnya karena kemudian ia menuai kecaman dan serangan dari netizen Indonesia di semua akun media sosialnya.
Nasionalisme yang Tinggi
Terlepas dari hasil riset Microsoft Februari 2021 lalu yang menuai pro kontra itu, atau kedahsyatan kata-kata mantra netizen +62 yang mendunia, penulis menyorot sebuah gelora nasionalisme yang tinggi dalam jiwa warganegara Indonesia.
Kecaman dan amarah netizen +62 ini lahir dari rasa cinta dan kebanggaan yang tinggi pada bangsa dan tanah airnya. Jelas dalam hal ini seorang Mahyar Tousi bertekuk lutut pada netizen Indonesia yang sangat mencintai batik Indonesia sebagai identitas bangsanya.
Tak ada seorangpun yang rela harga diri bangsanya diinjak-injak oleh orang lain. Luapan berupa kecaman baik yang sopan maupun tidak merupakan bukti rasa nasionalisme warganegara Indonesia yang tinggi.Â