Mohon tunggu...
Yuzelma Zelma
Yuzelma Zelma Mohon Tunggu... Guru - Guru yang hobi menulis

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kenangan Terindah Selama Menjadi Guru

25 Oktober 2021   13:25 Diperbarui: 25 Oktober 2021   13:28 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:dokumen pribadi

KENANGAN INDAH

Saat itu sedang menjalani puasa Ramadhan. Panitia mengumumkan selesai shalat shubuh sudah harus berada di dalam bus. Padahal malamnya baru sampai di hotel jam 01.30 Wib.Malam-malam sebelumnya  hampir tidak pernah tidur pulas. Selama 10 malam dalam kondisi  tidak nyaman, meskipun  di hotel yang paling nyaman.

Kegiatan sangat padat dan selalu bertukar-tukar tempat. Sehingga hampir setiap malam sampai di hotel sudah menjelang larut malam.

Malam menjelang peringatan HUT RI ke 66, kami sampai di hotel sudah jam satu malam. Bersih-bersih langsung tidur. Tak lama terlelap, bunyi telpon kamar meraung-raung tiada henti. Mata tak bisa dibuka, tapi apa daya  panitia sudah membangunkan untuk segera sahur.

Setelah sahur, langsung mandi, berpakaian  rapi  sesuai protokol kenegaraan, shalat  shubuh , dan langsung ke lobi. DI lobi semua sudah berpakaian rapi dengan wajah berseri-seri.

Saya dalam  kondisi mengantuk, menaiki bus dan mencari posisi di tepi dan ingin melanjutkan tidur. Kemudian bus melaju menuju  istana negara. Baru saja akan tertidur, ternyata bus sudah sampai di area parkir.

Dari tempat parkir berjalan kaki sekitar 1 km menuju gerbang istana. Dikira kami yang kepagian, ternyata orang sudah banyak antri di beberapa pintu gerbang, untuk menunggu giliran masuk ke halaman istana.

Alhasil, berdiri sambil bercerita dan bercengkerama dengan banyak peserta. Kalau ada yang sedikit aneh langsung bertanya banyak hal untuk sekedar berkenalan. Bahkan bercerita  apa saja yang nyaman untuk diceritakan. Sudah pasti tujuannya agar tidak bosan menunggu terlalu lama.

Formasi awal dari  jam 06.00  wib  rapi berdiri di depan gerbang dan antri ke belakang. Selang beberapa waku, berangsur-angsur menyebar  seperti semut kalah perang. Sepertinya semua  orang bosan  berdiri kaku berjam-jam di depan gerbang.

Sinar matahari mulai unjuk gigi. Mau rehat di warung kopi tidak memungkinkan karena puasa. Apalagi di seputar lingkungan istana mana ada tersedia. Akhirnya beton tempat  jeruji pagar  berdiri kokoh jadi sasaran tempat lesehan. Trotoar juga dipenuhi oleh orang orang berdasi dan berpakaian rapi.

Saat mentari sudah mulai tak bersahabat lagi, satu persatu gerbang besi mulai  dibuka oleh penjaga, semua masuk, mengisi buku tamu, dan dapat oleh-oleh satu tas besar dengan isi yang beragam. Ada baju kaos dengan motif etnik Papua, souvenir  papua, topi, buku-buku dalam jumlah tak hitung, makanan dan minuman, serta alat tulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun