Mohon tunggu...
Alvin Oscar
Alvin Oscar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya dengan sekali bilas... @yuukihimura

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dua Gelar untuk Indonesia di All England 2014

10 Maret 2014   09:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bulutangkis Indonesia belum mati! Pernyataan itu dibuktikan oleh dua gelar buah perjuangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir di ajang All England 2014 tadi malam (9/3). Bagi Indonesia, prestasi ini mengakhiri puasa gelar Superseries sepanjang tahun 2014 setelah sebelumnya gagal di Korea Superseries dan Malaysia Superseries.

Ahsan/Hendra memastikan gelar juara di nomor Ganda Putra setelah mengalahkan unggulan kedua asal Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dua set langsung, 21-19, 21-19. Selain peringkat, di atas kertas memang Hendra/Ahsan lebih unggul di mana pasangan Juara Dunia 2013 ini selalu menang dari total 5 kali pertemuan. Meskipun demikian perebutan poin demi poin berlangsung cukup sengit.

Poin-poin awal di babak pertama dicetak bergantian hingga Hendra/Ahsan sempat tertinggal 8-10 karena terburu-buru sehingga membuat kesalahan sendiri. Pasangan Jepang terus melakukan sambaran-sambaran tak terduga sehingga mereka masih di atas angin hingga kedudukan 16-14. Dari sini giliran Endo/Hayakawa yang banyak melakukan kesalahan sendiri. Hal ini dimanfaatkan duo andalan Indonesia untuk mencuri poin dan berbalik unggul 20-17. Hendra Setiawan mengamankan set pertama lewat smash kerasnya dalam kedudukan 21-19.

Belajar dari kekalahan di set pertama, pasangan Jepang nampaknya lebih berhati-hati dan menggunakan strategi bertahan. Usaha mereka berbuah saat berhasil menahan laju skor Hendra/Ahsan di 5-9 untuk menyamakan kedudukan di 11-11 sampai dengan 17-17. Jumping smash Ahsan yang bertubi-tubi mengantarkan mereka ke posisi championship point 20-18. Kemenangan mereka sempat tertunda saat bola yang diseberangkan Ahsan dianggap keluar oleh hakim garis. National Indoor Arena, Birmingham pun makin riuh saat skor merapat jadi 20-19. Gelar juara akhirnya bisa direbut saat bola Hayakawa membentur net dan jatuh di bidang lapangan sendiri.

Juara Ganda Putra All England merupakan gelar pertama bagi Indonesia setelah terakhir diamankan oleh Chandra Wijaya/Sigit Budiarto tahun 2003 silam. Bagi Hendra/Ahsan ini juga merupakan gelar pertama setelah tahun lalu kandas di semifinal ulah Liu Xiaolong/Qiu Zihan. Lebih spesial lagi, bagi Hendra gelar ini melengkapi koleksi juaranya setelah Medali Emas Olimpiade (Beijing 2008) dan Kejuaraan Dunia (Guanzhou 2013 dan Kuala Lumpur 2007).

Di nomor Ganda Campuran, Owi/Butet membabat habis musuh bebuyutannya Nan Zhang/Yuniel Zhao tanpa ampun. Padahal Nan Zhang/Yuniel Zhao termasuk yang terbaik di dunia sebagai peringkat satu dan juga sempat mengalahkan Owi/Butet 5 kali dari total 9 pertemuan, salah satunya di Denmark Open.

Babak pertama Owi/Butet sudah menunjukkan dominasinya dengan terus menekan dan bermain cepat. Owi. khususnya, terlihat makin matang dan penuh perhitungan dalam penempatan bola. Butet sendiri tentu tak diragukan lagi kemampuannya dalam mempertahakankan area lapangannya dari gempuran smash lawan. Setelah saling susul-menyusul hingga kedudukan 14-13, pasangan Indonesia berhasil mengunci lawannya di poin 13 hingga set pertama usai.

Di babak kedua Owi/Butet makin bersemangat dan terus menekan juara Olimpiade 2012 dengan smes-smes keras, dropshot, dan netting yang nyaris sempurna. Poin demi poin mengalir mulus hingga 9-3. Pasangan Cina makin tak berkutik dan terlihat gugup sehingga banyak melakukan kesalahan servis ataupun memberikan bola-bola tanggung yang langsung dilalap oleh Owi. Memang kali ini Owi tampil sangat memukau dengan penempatan-penempatan bola tak terduga, salah satunya smash keras yang tiba-tiba diarahkan keNan Zhang. Semakin frustrasi, Nan Zhang sempat mengepalkan tangannya ke arah Owi/Butet yang menghasilkan teguran wasit. Meski Zhang/Zhao berhasil memperbaiki skor menjadi 15-18, Owi/Butet seolah mendapat doping semangat lewat teriakan dan yel-yel Garuda di Dadaku dari pendukung di National Indoor Arena. Smash bertubi-tubi dari Owi dan Butet terus menghambat gerak Zhang/Zhao hingga mereka berhasil menutup set terakhir dengan skor 21-17. Uniknya kemenangan di final kali ini seolah pengulangan final yang sama tahun lalu karena baik dari lawan maupun skor akhir keduanya persis sama!

Pasangan kebanggan Indonesia ini mencetak hat-trick sebagai yang terbaik di turnamen tertua di dunia ini tiga tahun berturut-turut. Pertama kali menjadi juara All England di tahun 2012, Owi/Butet adalah pasangan Ganda Campuran pertama yang berhasil merebut gelar setelah tahun 1979 gelar ini dipersembahkan oleh Christian Hadinata/Imelda Wiguna. Fantastis memang!

Tiga partai lainnya berlangsung cukup menarik. Salah satu yang paling ditunggu adalah final Tunggal Putra antara peringkat 1 dunia Lee Chong Wei melawan peringkat 2 Chen Long. Kali ini LCW berhasil membalas kekalahannya tahun lalu atas Chen Long dengan skor cukup telak 21-13, 21-18. Selain ditunggu-tunggu karena kedua pemain ini merupakan yang terbaik di dunia, beredar gosip bahwa 2014 akan menjadi tahun terakhir LCW sebagai atlet bulutangkis. Benar atau tidaknya kita lihat saja tahun depan.

Kejutan datang dari tunggal putri dimana Wang Shixian mengalahkan seniornya Li Xuerui yang merupakan peringkat satu dunia dengan dua set langsung. Sementara itu, di sektor Ganda Putri kembali terjadi All China Finals antara pasangan ganda putri terbaik dunia Yu Yang/Wang Xiaoli dan pasangan baru Ma Jin/Yuanting Tang. Meskipun baru, mereka bisa memberikan perlawanan yang cukup ketat sehingga tercipta rubber set. Sayang pengalaman dan kematangan Yu/Wang membuat mereka tak terbendung sekaligus memupuskan harapan Ma/Yuanting.

Meskipun menempatkan enam wakilnya di final, Cina harus puas dengan hanya dua gelar sementara Malaysia satu gelar. Berikut keseluruhan hasil final All England 2014:

Wang Xiaoli/Yu Yang (CN) – Ma Jin/Tang Yuanting 21-17, 18-21, 23-21

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (ID) – Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (JP), 21-19, 21-19

Li Xuerui (CN) – Wang Shixian 21-19, 21-18

Lee Chong Wei (MY) – Chen Long (CN) 21-13, 21-18

Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir (ID) – Nan Zhang/Zhao Yuniel 21-13, 21-17

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun