Mohon tunggu...
Yusuf Wahyu Purwanto
Yusuf Wahyu Purwanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Racun yang Menyehatkan

10 Oktober 2012   07:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:59 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang gadis bernama Ambar menikah dan tinggal bersama mertuanya. Dalam waktu singkat, mbar menyadari bahwa ia tidak cocok dengan ibu mertuanya dalam segala hal. kepribadian mereka sangat berbeda dan Ambar sangat marah dengan banyak kebiasaan ibu mertuanya yang menyebalkan, karena apapun yang dibuat oleh Ambar selalu dikritii habis-habisan, yang begini salah, yang begitupun selalu salah.

Hari demi hari, minggu demi minggu, konflik antara Ambar dan ibu mertuanya tiada pernah berakhir bahkan bertambah buruk. Menurut tradisi yang berlaku anak mantu atau Ambar harus bisa memenuhi semua permintaan ibu mertuanya. Demikianlah konflik itu semakin lama semakin serius, dan hal ini mengakibatkan suaminya yang bisnisnya tidak terlalu sukses itu semakin stres. Pada titik klimaksnya Ambar tidak bisa menahan diri lagi, temperamen buruk si ibu mertuanya semakin mendominasi terutama dalam urusan mengatur ekonomi rumah tangganya semakin kacau, 'saya harus berbuat sesuatu' pikir Ambar.

Keputusan yang sudah bulat dan mantap itu akhirnya membawa Ambar kepada seorang tukang jamu yang terkenal dikotanya yang kebetulan adalah sahabat bapaknya. Ambar menceritakan apa yang dialaminya dan ujung-ujungnya Ambar minta tolong supaya dibuatkan jamu atau semacam racun supaya semua kesulitan yang dialami karena ulah ib mertuanya itu berakhir.

Si Tukang jamupun berpikir sejenak dan kemudian dia tersenyum, lalu katanya :"Ambar mengingat persahabatanku dengan Bapakmu aku mau menolong, namun ada syaratnya yaitu kamu harus mendengarkan dan melakukan semua yang saya minta, apa kamu sanggup?" Ambarpun berpkir sejenak dan akhirnya dia berkata :"Baik, saya akan mlakukan apa saja yang Bapak minta!". Lalu si Tukang jamu itupun masuk kedalam ruangan khusus untuk meram jamu yang diminta. Hal itu tidak berlangsung lama, dan beberapa saat kemudian sudah keluar lagi dengan membawa tiga buah bungkus ramuan jamu.

Ambar, kamu tidak boleh menggunakan racun yang reaksinya cepat untuk menyingkirkan mertuamu itu, karena orang-orang akan curiga. Karenanya aku memberikan tiga macam ramuan dan ini sudah aku beri tanda. Yang A untuk pagi saat kamu membuatkan minuman untuk dia, yang B ini khusus untuk kamu campurkan sebagai tambahan bumbu masak dan ini tidak berbahaya untuk yang berumur 40 tahun kebawah sementara mertuamu itu sudah berumur 42 tahun, jadi hanya dia yang merasakan manfaatnya, sedang yang C ini khusus untuk sore atau malam,  kamu campurkan dalam  minumannya. Ingat jangan terlalu banyak dan sesuai dengan takarannya supaya orang tidak akan curiga, oleh karena itu aku memberikan yang reaksinya pelan-pelan, itu yang pertama. Yang kedua, mengingat ibu mertuamu akan mati secara pelahan-lahan, mulai hari ini turutilah apa saja yang diminta, masaklah apa saja yang menjadi kesukaan dia dan jangan lupa campurkan sedikit racun ini sesuai takarannya karena jamu ini aku buat untuk waktu 6 bulan. Bila dia masih marah terus, jangan ditanggapi tetapi diam saja dan turuti kemauannya itu. Paling tidak bila saatnya mertuamu nanti meninggal, kamu mendapat kesan yang baik, sebagai menantu yang bijaksana. Ingat sekali lagi berhati-hatilah jangan sampai ada orang yang curiga, karena tidak hanya kamu yang mendapat akibatnya tetapi akupun akan dituntut karena terlibat dalam pembunuhan ini. Ambar sangat gembira sekali, diapun pulang setelah mampir ke super market untuk berbelanja.

Ketika minggu itu telah berganti bulan, Ambar masih tetap melayani ibu mertuanya dengan masakan khusus sesuai pesanan mertuanya. Dia selalu ingat agar berhati-hati dan harus dapat mengendalikan emosinya sehingga dengan demikianorang tidak bercuriga. Ambar memperlakukan ibu mertuanya seperti dia memperlakukan kepada ibunya sendiri, dia melayani dengan sangat baik dan penuh kasih.

Pada bulan kedua, ibunya tampak lebih sehat dari biasanya, melihat dan mengalami bahwa Ambar yang melayaninya dengan penuh kasih, maka si ibu mertua inipun pelan-pelan juga berubah, sifat marahnya sudah berkurang. Melihat mertuanya mulai ada perubahan, Ambar berpikir bahwa jamu/ racun yang dia brikan setiap hari itu mulai bereaksi dengan mengurangi rasa marah si ibu ini. Demikianlah pada bulan ketiga si Ibu mertua ini telah berubah, bila dulu suka cerewet sekarang senang memuji-mujinya, lalu menceritakan kepada semua kenalannya bahwa Ambarinilah menantunya yang paling baik, paling bijaksana. Melihat hal itu Ambarpun mulai luluh hatinya, diapun berubah dalam melayani mertuanya itu seperti dia melayani ibunya sendiri, hingga suatu ketika diapun berpikir 'Apakah begini sikap orang yang sudah mendekati ajalnya itu?' kehawatirannya mulai timbul, rasa sayangnya telah membuat dia merasa bersalah bila ibu mertuanya meninggal, waktu tinggal 2 bulan lagi.

Akhirnya Ambarpun kembali ke tukang jamuitu, memohon supaya diberikan jamu penawar racun itu. dan Si tukang jamu hanya menanggapi dengan tersenyum. "Jadi kamu sekarang sudah akrab dengan ibu mertuamu itu?". dan Ambarpun hanya menganggukkan kepalanya sambil mata berkaca-kaca. "Bapak, saya tidak ingin Ibu mertuaku mati karena racin yang aku berikan itu, aku tidak mau kehilangan dia, aku dan dia sudah saling mengasihi seperti anak dan ibuku sendiri". katanya sambil menangis.

"Ambar jangan khawatir nak, aku tidak pernah memberimu racun, yang kuberikan itu adalah jamu/ vitamin untuk meningkatkan kesehatannya dan bumbu penyedap masakan saja. Satu-satunya racun yang pernah ada hanya di dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya,dan semuanya sekarang sudah lenyap oleh kasih dan sayang yang kamu berikan kepadanya.

Pembaca yang budiman, pernahkan kita menyadari bahwa sebagaimana kita memperlakukan mereka atau orang lain, demikian pula mereka akam memperlakukan kita? atau kata pepatah yang mengatakan : Orang yang mengasihi orang lain akan dikasihi juga oleh orang lain. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun