Mohon tunggu...
Yusuf Irfantono
Yusuf Irfantono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal Usul Desa Sengon, Jombang, Jawa Timur

12 November 2022   19:55 Diperbarui: 27 Mei 2023   23:32 2462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gambar pribadi

Asal Usul Desa Sengon Jombang

Desa Sengon merupakan desa yang berada di Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Desa Sengon ini berjarak 2 kilometer dari pusat kota Jombang. Desa Sengon memiliki batas-batas diantaranya di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pulo,di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jabon, di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tunggorono, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kota Jombang. Jumlah penduduk yang ada di Desa Sengon Ngesong ini sekitar 250 KK, yang mana mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai wiraswasta.

Desa Sengon ini memiliki luas tanah sekitar 149.011 hektar, yang terletak berada diantara gedung – gedung sekolah hal ini menjadikan desa Sengon sebagai wilayah pusat pendidikan yang ada di Jombang yang ternyata sudah diramalkan sejak dulu oleh pendirinyanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyak dijumpai lembaga pendidikan dari setingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi.

Pada saat ini desa Sengon memiliki RT dan RT yakni untuk RT berjumlah 33 dan RW berjumlah 7. Penduduk desa Sengon yang mayoritasnya beragama islam, seringkali melakukan kegiatan kegiatan dakwah pada hari besar islam, seperti peringatan Malam satu Sura atau Tahun Baru Islam di bulan Muharam, penduduk di Desa Sengon, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, saat memasuki malam satu suro pada Kalender Jawa, warga desa Sengon hampir seluruhnya menyelenggarakan tradisi bersih desa. Berbagai kegiatan dilaksanakan seperti mengadakan kenduri, mengirim sesaji ke makam yang di anggap keramat, bahkan menggelar tradisi jawa seperti pertunjukan wayang, ludruk, tari tarian tradisional, dan campur sari.

Selain itu ada tradisi malam pitulas atau malam 17 Agustus, malam sebelum tanggal 17 Agustus yaitu merayakan hari kemerdekaan Indonesia, yang selalu digelar malam tirakatan atau malam menjelang esok merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Pada saat malam tirakatan ini para warga akan datang dan kumpul untuk kemudian mengenang jasa-jasa para pahlawan, diantaranya dengan mendengarkan “kesaksian” atau kisah dari para sesepuh warga yang dahulu sempat merasakan bagaimana perjuangan merebut kemerdekaan negeri kepulauan ini dan dilanjutkan dengan makan bersama.

Daerah yang pertama dibuka kemudian dikenal dengan wilayah dusun Sengon Krajan yang merupakan pusat Pemerintahan desa Sengon yang hingga saat ini masih digunakan. Selain Dusun Sengon Krajan, Desa Sengon juga memiliki lima dusun lain yang memiliki kisah dan tokoh yang menjadi pembuka daerahnya masing-masing

Namun, adakah yang mengetahui bagaimana asal usul desa Sengon?, dijelaskan bahwa konon dulu di desa ini merupakan hutan belantara yang sangat lebat dipenuhi dengan pohon sengon, selain banyak pepohonan yang lebat, terdapat juga binatang buas.

Banyak cerita dalam berbagai versi yang menyebar pada masyarakat, mengenai asal usul desa Sengon ini. Di desa Sengon ini terdapat makam keramat yang konon katanya makam penemu desa Sengon ini. Menurut sesepuh desa Sengon, Margiyanto, Makam atau petilasan Mbah Jangat atau yang dikenal sebagai bapak penemu Desa Sengon yang hingga saat ini juga masih sering dikunjungi oleh masyarakat dengan beragam tujuan. Banyak cerita dalam berbagai versi yang menyebar pada masyarakat, ada yang menyebut bahwa mbah jangat merupakan tokoh masyarakat yang dulunya membuka desa sengon ini.

Syekh Ki Ageng Kumodjoyo atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Jangat melakukan babat alas untuk membuka jalan dan mendirikan wilayah pemukiman Penduduk. Ada juga yang mengatakan bahwa mbah jangat merupakan seseorang yang sangat disegani saat itu. Namun selama proses pencarian data mengenai mbah jangat ini ada tanggapan yang berbeda dari masyarakat setempat, khususnya penduduk Sengon Ngesong.

Sesepuh Desa Sengon, Margiyanto menambahkan bahwa terdapat juga saudara-saudara dari mbah Jangat yang turut berperan dalam membuka wilayah lain Desa Sengon. Syekh Ki Ageng Walang yang di akhir hidupnya ditemukan meninggal di sungai dalam posisi malang atau melintang sehingga membuat daerah yang di dirikanya diberi nama Sengon Kalimalang.

Kemudian terdapat juga Syekh Ki Ageng Tawang yang memiliki istri bernama Kusuma Ayu Dewi Sari yang merintis Dusun Tawang Sari, Syekh Ki Ageng Kumendung dan Syekh Ki Ageng Sampang yang merupakan perintis Dusun Sengon Dukuhan dan Syekh Ki Ageng Agung yang merupakan perintis Dusun Sengon Makam Agung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun