Mohon tunggu...
Yusuf Ari Bahtiar
Yusuf Ari Bahtiar Mohon Tunggu... Freelancer - Sabar iku ingaran mustikaning laku

Nikmati proses dan syukuri Nikmat yang telah diberikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Tantangan Usia 25 Tahun yang Penuh Misteri

19 November 2022   09:46 Diperbarui: 10 Desember 2022   12:53 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
semangat (gambar dok. pribadi)

Hai sobat, tak terasa yaa, udah umur 25 tahun aja, rasanya baru kemarin masuk ke Sekolah Dasar, tak tahunya sekarang udah seperempat abad. Perjalanan waktu ternyata begitu singkat yaa udah di segmen quarter life crisis, apalagi kalau hanya diisi dengan hal-hal yang gembira, makin cepat habisnya.


Kebiasaan menonton film, video lucu di televisi, maupun di media elektronik lainnya, benar-benar menyita banyak waktu. Namun kita tak sadar akan hal itu, yang mana saat kita berumur 25 tahun tidak merasakan manfaat yang banyak. 


Lalu, bolehkah kita menyalahkan masa lalu..?


Meratapi boleh boleh saja, tetapi jangan bertindak layaknya anak kecil, merengek dengan tangisan yang kencang. Kita tak bisa mengubah masa lalu yang tersia-siakan, buat apa terlalu meratapi. Lebih baik sekarang kita memikirkan cara ke depan yang lebih baik lagi. Berusaha memperbaiki keadaan agar membuat kita lebih bahagia.

Baca Juga : Menggapai Asa Meraih Mimpi

Menyesal hanya sebuah perasaan yang membuat dirimu semakin lemah, tak berdaya dan hilang semangat. Jika penyesalan terus menerus berada dalam dirimu, itu hanya akan membuat psikologi mu memburuk. Kamu akan jadi terbebani dengan beragam tuntutan hidup.


Namun, kita juga tak boleh melupakan kejadian masa lalu. Jadikan masalah menjadi momentum untuk memperbaiki jalan kehidupan. Tanpa ada masalah, tentu saja tak ada tekad untuk perubahan. Terkadang masa lalu yang kelam, bisa menjadi pondasi awal dalam sebuah perubahan sikap dan membangun masa depan yang lebih cerah.


Mana ada orang yang hidupnya ingin stage di situ saja, tentu tidak ada kan..?
Oleh karena itu banyak hal yang perlu kita ubah, tentu saja dimulai dari diri kita sendiri. Lantas siapa yang bertanggung jawab atas masa depan kita, kalau bukan kita sendiri..?

Baca Juga: Instan Itu Tetap Perlu Proses karena Hidup Perlu Dinikmati

Orang lain juga memiliki kehidupan sendiri yang harus dia bangun dan capai hasilnya. Tak bisa kita paksakan untuk selalu ada disisi kita, mendampingi dan mengarahkan. Dia memiliki keluarga dan teman yang lain juga, tak hanya kita seorang.


Mau tak mau kita berusaha mandiri menyikapi kehidupan. Belajar lebih dewasa dalam menerima takdir yang dianugerahkan. Bilamana ada ketidaksesuaian, ya kita sendiri yang berusaha menyusun strategi untuk mencapai tujuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun