Tulisan sebelumnya bercerita tentang perjalanan menuju Lamandau, sebuah kabupaten di Kalimantan Tengah. Kali ini, bertepatan dengan Hari Pariwisata Dunia, cerita berlanjut ke sebuah desa yang kini dikembangkan menjadi desa wisata, yaitu Desa Wisata Riam Tinggi.
Desa Wisata Riam Tinggi berada di Desa Riam Tinggi, Kecamatan Delang. Lokasinya berjarak sekitar 112 kilometer atau dapat ditempuh selama 1 jam 30 menit perjalanan darat dari Nanga Bulik, ibu kota Kabupaten Lamandau.
Kondisi jalan menuju desa ini tergolong baik, sehingga wisatawan tidak perlu khawatir untuk datang dan menikmati suasana khas Kalimantan. Udara di sini juga terasa sejuk.
Jejak Sejarah Desa Riam Tinggi
Nama Riam Tinggi bukan sekadar penanda geografis. Kata “tinggi” dimaknai sebagai simbol semangat, cita-cita, dan keinginan luhur masyarakatnya.
Awalnya, desa ini hanyalah sebuah dukuh bernama Sepelandukan, yang merupakan perpindahan dari Desa Kudangan. Nama Riam Tinggi diambil dari sebuah kampung di tepi Sungai Delang. Pada tahun 1910–1917, Sepelandukan berkembang menjadi Kampung Riam Tinggi, dan akhirnya resmi menjadi desa.
Penduduk desa mayoritas berasal dari suku Dayak Tomun, salah satu sub-suku Dayak yang mendiami wilayah Lamandau.
Hingga kini, mereka tetap menjaga tradisi leluhur, baik dalam bentuk bahasa, adat, maupun praktik budaya sehari-hari. Menurut Ibu Endang Kusrini, yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa, pengelolaan wisata di desa ini dilakukan oleh Pokdarwis Batu Rajo, dan bahkan pernah masuk nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada tahun 2021 hingga 2023.
Menyusuri Alam Riam Tinggi