Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Catatan Pasca Rekapitulasi 10 : Selamat Bekerja

6 Mei 2014   17:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari lalu saya menerima hasil rekapitulasi perolehan suara plus simulasi siapa yang berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI. Ada delapan nama dari7 partai yang akan mewakili propinsi dimana saya tinggal saat ini.

Membaca nama-nama yang masuk dalam list anggota DPR RI periode 2014 – 2019, buat saya tidak ada nama yang asing, semua adalah orang-orangyangtelah dikenal. Ada yang sebelumnya adalah anggota DPR RI, DPRD Propinsi, DPRD Kota/Kabupaten, Anggota DPD, Mantan Bupati, Mantan Walikota, Istri Bupati dan Istri Mantan Walikota. Jadi semua adalah orang-orang lama.

Dari semua nama itu, saya tidak punya catatan yang meyakinkan soal prestasi yang telah mereka capai dalam kedudukan masing-masing sebelumnya. Jadi ketika membaca daftar nama itu tidak ada ucapan wow keluar dari mulut saya.

Tapi itulah pemilu, apapun hasilnya, mereka yang masuk dalam list anggota terpilih adalah orang-orang yang menjadi pilihan masyarakat. Masyarakat pemilih menentukan pilihan atas berbagai macam dasar pertimbangan, ada yang obyektif, ada pula yang subyektif, ada yang rasional, ada pula yang irrasional, ada yang pakai nalar, ada pula yang tidak pakai nalar.

Saya bisa saja punya pemikiran bahwa pemilu adalah saatnya untuk membuat perubahan, menghasilkan orang-orang terpilih yang baru dengan pemikiran dan gagasan yang baru juga. Namun harapan tetap saja menjadi sebuah harapan, karena saya tentu tak mampu mengkampanyekan harapan itu se-massif kampanye para anggota DPR RI terpilih.

Saya bisa saja punya pemikiran bahwa pemilu adalah saat penghukuman untuk mereka yang sebelum duduk di kursi dewan perwakilan dan mencalonkan kembali. Mereka kemudian tidak dipilih kembali karena kinerjanya buruk atau sumbangsihnya untuk masyarakat tidak significant. Tapi lagi-lagi itu tak menjadi kesadaran umum, karena bagi sebagian pemilih sumbangan entah dalam bentuk barang, jasa atau uang menjelang pemilu dianggap sebagai kontribusi nyata.

Kecewa, tentu saja saya kecewa tapi tidak putus asa. Toh, saya masih bisa membangun harapan, merubah kekecewaan menjadi niat untuk mengawasi kinerja mereka nanti, mulai membuat raport atas kinerja mereka sebagai anggota DPR RI periode 2014 – 2015. Ini penting agar kemudian saya tidak menumpahkan kekecewaan menjadi caci maki. Dengan membuat raport maka secara periodik nantinya saya bisa membeber kepada masyarakat pemilih beginilah kinerja dari mereka yang terpilih.

Pada hari pencoblosan yang lalu banyak orang sulit menentukan pilihan karena kurangnya informasi perihal mereka-mereka yang mencalonkan diri. Terutama para incumbent yang sudah menjadi anggota dewan perwakilan di periode yang lalu. Ini terjadi karena tidak banyak yang mengamati kinerja mereka, membuat raport para wakil rakyat di gedung parlemen.

Jika kemudian ada yang melakukan hal ini maka laporan itu yang kemudian akan menjadi penuntun bagi masyarakat pemilih apakah para incumbent layak untuk dipilih kembali atau tidak. Mereka yang telah duduk dan bekerja buruk tentu tidak perlu dipilih kembali meski berbusa-busa mengungkap janji dalam kampanye.

Jadi selamat bekerja untuk mereka yang terpilih, ingat anda kami awasi.

Pondok Wiraguna, 1 Mei 2014

@yustinus_esha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun