Bab 1 --- Masa Kecil di Pinggiran Kota Depok
Namaku Yustina. Aku lahir di salah satu kampung kecil di pinggiran kota Depok---tempat di mana suara jangkrik dan langkah kaki tetangga masih akrab di telinga setiap malam. Aku anak keenam dari delapan bersaudara, hidup di tengah keluarga besar yang sederhana tapi hangat. Rumah kami tak luas, tapi selalu terasa penuh... bukan hanya karena banyaknya penghuni, tapi karena tawa, cerita, dan kadang tangis kecil yang jadi bagian dari keseharian kami.
Di masa itu, aku tumbuh di antara aroma tanah basah setelah hujan dan riuh suara ayam di pagi hari. Kami hidup berdampingan dengan alam dan sesama---semua orang saling mengenal, saling bantu tanpa banyak bicara.
Yang paling berkesan dari masa kecilku adalah sosok Ibu. Seorang perempuan lembut yang bagiku adalah bidadari tanpa sayap. Ibu hampir tak pernah marah, sekalipun keadaan sulit. Senyumnya seolah selalu bisa menenangkan badai di hati kami. Ia seperti cahaya kecil di tengah kesederhanaan hidup kami---hangat, tulus, dan penuh kasih. Sekarang beliau sudah tiada, tapi setiap kenangan tentangnya masih hidup di antara aroma masakan dan suara angin sore yang lewat di jendela rumah lama kami.
Masa kecilku mungkin sederhana... tapi di situlah aku belajar tentang arti cinta, ketulusan, dan bertahan.
Dan mungkin, di sanalah semua kisahku dimulai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI