Angkringan memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Yogjakarta. Tentunya ini sejalan dengan potongan kalimat “Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan” yang dituliskan oleh salah satu sastrawan Joko Pinurbo.
Oleh: Yustina Septiyarini
Kompasiana – 6 Mei 2024
Sejarah Angkringan
Jika mendengar kata angkringan, tentu kita akan berfikir jika angkringan berasal dari kota Yogyakarta. Namun hal tersebut kurang tepat, angkringan pertama kali justru berasal dari Klaten, Jawa Tengah.
Angkringan berasal dari kata “angkring” yang dalam bahasa jawa berarti tempat jualan makanan dengan cara dipikul. Secara garis besar kata “angkring” juga dapat kita artikan sebagai makanan yang dibawa menggunakan gerobak dorong.
Angkringan pertama kali didirikan oleh seorang laki-laki bernama Karso yang berdomisili di klaten. Namun kala itu, ia belum menggunakan kata angkringan dan hanya sebatas berjualan dengan cara dipikul.
Lambat laun, kesuksesan Karso memberikan inspirasi bagi banyak orang termasuk Pairo. Pairo mulai berjualan sekitar tahun 1950an. Pada awalnya, pairo juga berjualan dengan cara berkeliling, namun lambat laun ia memilih untuk menetap di dekat stasiun tugu.
Angkringan di Yogyakarta saat ini
Saat ini, banyak sekali angkringan yang ada di yogyakarta. Angkringan menjadi salah satu sumber penghasilan. Banyak masyarakat Jogja yang menggantungkan hidup dari angkringan. Bahkan dari beberapa penemuan penulis, setidaknya dalam satu desa terdapat satu hingga dua angkringan.