Mohon tunggu...
Yuster Lawolo
Yuster Lawolo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Coretan awal menuju hasil sempurna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Mudah Ter-distract : Mengapa?

14 Juli 2025   19:49 Diperbarui: 14 Juli 2025   19:49 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input : Gambar orang menghadapi berbagai dictract. (Sumber : Freepik.Com)


Dalam kesenangan mudah berkata "Aku akan berjuang terus". Namun sering ter-distract dalam berbagai hal ketika kita masuk dalam lingkup kehidupan sesungguhnya. Ini sangat mungkin terjadi, karena ada sesuatu hal yang harus kita selesaikan sebelum masuk pada perjuangan yang sesungguhnya.

Mengapa bisa begitu? Apa yang membuat kita terdistraksi?

Hal ini terjadi karena belum berdamai dengan diri sendiri, masih menyimpan keraguan, khawatir, luka, trauma akan kegagalan. Semua itu menjadi pintu masuknya distract seperti, hal yang tampak sepele tetapi sampai membandingkan diri dengan orang lain.

Tampaknya biasa saja, tapi ketika kita masuk dalam perjuangan sesungguhnya, bagaimana kita meluruskan kembali tujuan, memurnikan motivasi hidup dan berselancar di atas ombak kesukaran kehidupan tidaklah mudah. 

Karenanya kita sering kehilangan arah karena lupa tujuan awal. Seringkali menikmati kesenangan sesaat, validasi pihak luar, kisah orang lain. 

Sedangkan kita punya fokus yang kuat yaitu mau berjuang, tetapi tidak mampu ketika sukar, susah, berat, tersaingi di dunia sesungguhnya. Lingkungan tidak memberi pertumbuhan bisa membuat kita terdistract. Dengan demikian pilihlah komunitas, lingkungan dimana kamu berada, perkuat dasarnya terlebih dahulu sebelum memasuki kehidupan sesungguhnya.

Distract menguasai kita karena tidak bijak mempergunakan kesempatan, segala hal terburu-buru, ceroboh, tidak berfokus pada hal yang paling penting.  Hidup tidak terarah membuat seseorang terbawa arus yang menjebak dirinya sendiri.

Kesimpulan, perjuangan sesungguhnya dalam kehidupan bukan seberapa niat berjuang, tapi seberapa konsisten mengambil tindakan yang tidak merugikan diri sendiri dan pihak lain. Perlu kita sadari bahwa distract merupakan bagian dari proses bukan alasan kita mundur dan berhenti berjuang masuk pada kehidupan yang sesungguhnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun